Follow Us

Konsumen Medsos Tak Suka Data Pribadinya Jadi Basis Iklan Personal

David Novan Buana - Minggu, 10 Februari 2019 | 20:45
Mayoritas konsumen media sosial menganggap penggunaan informasi pribadi untuk iklan personal adalah tidak bermoral.
blog.taptica.com

Mayoritas konsumen media sosial menganggap penggunaan informasi pribadi untuk iklan personal adalah tidak bermoral.

Laporan Wartawan NexTren, David Novan Buana

NexTren.com - Praktik menggunakan informasi pribadi sebagai basis untuk membuat iklan personal bukanlah hal yang asing di media sosial saat ini.

Iklan personal tersebut menggunakan informasimu untuk memperlihatkan iklan yang sesuai dengan kesukaanmu, misalnya ketika kamu suka membaca artikel mengenai mobil, maka iklan yang tayang di browsermu akan berhubungan dengan mobil.

Riset terbaru menunjukkan mayoritas konsumen tidak suka data pribadinya digunakan semena-mena untuk menjadi basis pembuatan iklan personal seperti itu.

Baca Juga : Facebook Bakal Bikin Pengadilan Virtual di Dalam Media Sosial

Pendapat tersebut didapatkan dari survei yang dilakukan oleh RSA, yang merupakan perusahaan terkemuka di bidang keamanan cyber dan pencegahan penipuan online.

Menurut laporan dari Forbes, RSA memperlihatkan 83 persen dari total 6000 orang dewasa di kawasan Amerika Serikat dan Eropa tidak ingin datanya digunakan untuk kepentingan perusahaan pembuat iklan.

Sedangkan 76 persen dari orang yang mengikuti survei tersebut juga mengatakan penggunaan informasi pribadi untuk membuat berita atau newsfeed yang personal juga tidak bermoral.

Ya, praktik yang setiap saat digunakan oleh media sosial seperti Facebook, Twitter, dan beberapa media sosial lainnya tersebut dianggap tidak bermoral dan tidak beretika.

Pasalnya media sosial dan perusahaan semacam itu mengambil dan menggunakan informasi pribadi penggunanya tanpa izin, dan disebarluaskan sebagai komoditi yang menghasilkan uang untuk mereka.

Menurut laporan tersebut pula, setidaknya ada kurang dari 48 persen konsumen yang merasa ada cara lebih beretika bagi perusahaan tersebut untuk menggunakan data yang dikumpulkannya di balik layar.

Bila melihat di 2018 silam dan tahun sbeleumnya, telah ada begitu banyak kasus dan pelanggaran informasi pribadi yang terjadi di media sosial raksasa seperti Facebook.

Source : Forbes, Slashdot

Editor : Kama

Baca Lainnya

Latest