Follow Us

Forward Pesan WhatsApp Maksimal 5 Kali Resmi Berlaku, Ini Tujuannya

Wahyu Subyanto - Selasa, 22 Januari 2019 | 12:17
Ilustrasi Whatsapp
Nextren/Kelvin Layzuardy

Ilustrasi Whatsapp

Nextren.com - Di tengah maraknya penggunaan layanan digital termasuk media sosial dan media chating, Indonesia menghadapi maraknya peredaran hoaks.Apalagi jelang tahun politik seperti saat ini, peredaran hoaks terbukti makin marak, sehingga memanaskan situasi dan memecah belah persatuan bangsa.Karena itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan keseriusan pemerintah untuk membatasi penyebaran hoaks melalui media sosial, termasuk melalui platform aplikasi pesan instan. Setelah melalui beberapa kali diskusi dengan penyedia platform aplikasi WhatssAppp sejak September 2017, Kementerian Kominfo mendapatkan kepastian untuk fitur pembatasan pesan terusan (forward message) pesan maksimal ke lima pengguna lain.

Baca Juga : Download GBWhatsApp Versi Terbaru, Bikin WhatsApp Makin Canggih"Mulai tanggal 21 Januari siang waktu Los Angeles atau 22 Januari Waktu Indonesia Barat, WhatsApp akan membatasi forward hanya maksimal lima," ungkap Rudiantara usai pertemuan dengan VP Public Policy & Communications WhatsApp, Victoria Grand di Kantor Kementerian Kominfo, Senin (21/01/2018) sore.Seperti dilansir dari situs resmi Kominfo, menurut Rudiantara, pembatasan pesan terusan ditujukan untuk membatasi agar konten negatif terutama hoaks tidak menjadi viral. "Saya sendiri, sejak September tahun lalu sudah bicara dengan WhatsApp.""Juga dengan pemimpin dari lima negara di dunia."

Baca Juga : Cara Kerjain Teman Lewat Whatsapp Pakai Fake Chat, Pasti Bikin Kaget

"Jadi bukan hanya Indonesia, kita membahas bagaimana melakukan pembatasan penyebaran chat ke pengguna lain (limitation number of WhatsApp message share)," jelas Rudiantara. Menurut Menteri Rudiantara, pihak WhatsApp memiliki perhatian yang sama. "Sehingga sejak tahun lalu mereka mengembangkan fitur agar bisa membatasi penyebaran pesan yang negatif," ungkap Rudiantara.Menteri Kominfo menyatakan selama dua bulan terakhir, WhatsApp telah melakukan tes versi beta. Baca Juga : WhatsApp di Nokia ini Resmi Tak Bisa Dipakai dan Dipindahkan Mulai Awal 2019

"Mohon maaf, sebelumnya kami tidak bicara ke teman-teman karena belum tahu hasilnya dan dua bulan terakhir digunakan waktunya untuk melakukan beta test."

"Sekarang alhamdulillah sudah selesai beta test-nya."Menurut Rudiantara, pembatasan forward pesan maksimal 5 tersebut resmi mulai berlaku hari Selasa, 22 Januari 2019.Dalam kesempatan itu, Menteri Rudiantara menjelaskan modus penyebaran hoaks menggunakan media sosial dan aplikasi pesan instan. Baca Juga : WhatsApp vs Telegram Messenger Bagus Mana? Ini 6 Perbedaan Pentingnya

"Modus penyebaran hoaks menggunakan media sosial, posting dulu di FB, kemudian diviralkan melalui WA.

Kemudian akun FB yang posting tadi dihapus. Ini yang kita perhatikan number of virality," papar Rudiantara.Meskipun demikian, Rudiantara mengakui fitur ini tidak bisa menjamin 100% hoaks tidak akan tersebar. "Tugas kita adalah mitigasi risiko. Bagaimana menekan penyebaran, membuat angkanya serendah mungkin," jelasnya. Baca Juga : Cara Nonton Video Sambil Chatting Pakai WhatsApp, Gampang BangetDi awal perbincangan dengan pekerja media, Menteri Rudiantara menyatakan pemerintah sebenarnya tidak akan membatasi pesan terusan.

"Forward tidak terbatas boleh untuk konten positif bukan hoaks.""Kita support unlimited forward dengan konten positif," ungkapnya.Namun, pembatasan diperlukan karena ditemukenali platform aplikasi WhatsApp ternyata digunakan untuk menyebarkan konten hoaks dan konten negatif lainnya.

Baca Juga : Fitur Baru WhatsApp Mungkinkan Pengguna Lakukan Grup Call Lewat Grup

"Kalau berkaitan dengan konten negatif atau hoaks akan kita batasi," tandas Rudiantara.VP Public Policy & Communications WhatsApp, Victoria Grand menyatakan aplikasi pesan instan WhatsApp disediakan untuk melayani penggunaan one to one. "Berdasar riset dan diskusi dengan beberapa pemimpin dunia, kami menemukan angka pembatasan lima itu yang paling ideal untuk menghindari penyebaran hoaks," ungkapnya.

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest