Follow Us

facebookyoutube_channeltwitter

AI Pendeteksi Kebohongan Mulai Dicoba, Jangan Berbohong Di Perbatasan Eropa

David Novan Buana - Kamis, 01 November 2018 | 19:08
Eropa kembangkan AI untuk deteksi kebohongan.
Getty

Eropa kembangkan AI untuk deteksi kebohongan.

Laporan Wartawan NexTren, David Novan Buana

NexTren.com - Sebagai sistem yang mampu belajar lebih cepat dan lebih banyak dibandingkan manusia,Artificial Intelligence (AI) memiliki peranan masa depan yang begitu luas.

Salah satunya adalah AI yang mampu mendeteksi kebohongan bernama iBorderCtrl yang akan dicobakan di perbatasan Eropa.

Percobaan tersebut akan berjalan selama enam bulan dan ditempatkan di daerah perbatasandengan Hungaria, Latvia, dan Yunani.

Baca Juga : Honda Dan Tiga Universitas Teknologi Kembangkan AI Yang Bisa Belajar

Proyek AI untuk mendeteksi kebohongan tersebutdibiayai langsung oleh European Union (EU) atau persatuan negara-negara di Eropa.

Melalui proyek tersebut, diharapkan pelintasan perbatasan ke dan dari Eropa menjadi lebih cepat dan aman.

Sebelum memulai perjalanan dan melintasi perbatasan,setiap orang diminta mengisi terlebih dahulu aplikasi online dan mengunggah (upload) dokumen yang terkait, seperti passport dari rumahnya.

Nantinya, data dari orang yang telah memberikan aplikasi tersebut akan menjadi pertimbangan bagi AI ketikamemberikan pertanyaan.

Baca Juga : 6 Peningkatan yang Bisa Didapatkan dengan Menggunakan iPhone XS

Pertanyaan sederhana seperti apa yang ada di dalam tas, danbila tas tersebut dibuka apakah memang benar sesuai dengan jawaban akan dilontarkan AI.

Pelancong nantinya akan diharapkan ke kamera dan sistem AI akan menganalisa beragam parameter, seperti gesture dan gerak-gerik kecil lain misalnya pupil dan raut muka.

Bila iBorderCtrlmemutuskan orang tersebut berkata jujur, maka ia akan mendapatkan tanda pass berupa QR Code.

Baca Juga : Cara Kerja Teknologi AI di Kamera Smartphone,

Namun bila AI ini menganggap adanya kebohongan, makaAI akan menggunakan parameter biometrik lain yang lebih detail, seperti sidik jari, urat nadi di telapak tangan, dan wajah, kemudian semuanya akan diteruskan ke agen keamanan perbatasan.

Program AI ini sendiri masih berada di tahap eksperimental, sehingga masihkesuksesannyamasih berada di sekitar 76%.

Namun tim pengembangnya yakin tingkat suksesnya bisa ditingkatkan hingga 85% di masa depan, dan bisa diandalkan sepenuhnya.(*)

Source : The Verge

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x