Laporan Wartawan NexTren, Anggerhana Denni. R
NexTren.com - Laporan yang diterbitkan oleh Bloomberg menyebutkan bahwa pihak Gedung Putih menulis sebuah perintah eksekutif untuk menyelidiki beberapa platform media sosial.
Media sosial itu antara lain Google, Facebook, Twitter, dan situs lainnya milik Alphabet Inc.
Surat perintah tersebut ditujukan kepada Lembaga Antitrust dan Penegak Hukum Federal.
Tentu saja, surat perintah ini ditulis berdasarkan perintah dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Baca Juga : Pilih Xiaomi Mi A1 atau Mi A2 Lite? Harga Sama-Sama Rp 2 Jutaan Loh
Lembaga Antitrust dan Penegak Hukum Federal diminta untuk menyelidiki 'secara menyeluruh' apakah ada platform media sosial online yang telah bertindak melanggar undang-undang antitrust.
Trump juga menambahkan, karena peran penting warga negara Amerika Serikat maka penting untuk melindungi mereka dari tindakan antitrust oleh platform media sosial yang dominan.
Di lain sisi, platform-platform media sosialmengakui bahwa ketika mencoba untuk membersihkan bullying dan pelecehan online, beberapa pos dari 'Kiri' dan 'Kanan' secara tidak sengaja dihapus.
Tetapi situs media sosial tersebut mengatakan bahwa tidak ada bias politik di pihak mereka.
Baca Juga : Mantan Istri Sule Selingkuh Lewat Aplikasi Karaoke, 4 Aplikasi Ini Juga Rawan Dipakai Selingkuh
Untuk diketahui, sebelumnya, Donald Trump dan beberapa media sosial yang disebutkan di atas sempat mengalami perselisihan.
Dilansir Tim NexTren dari TIME, perintah dari Trump tersebut masih dalam tahap awal dan belum melewati lembaga pemerintah lainnya.
Pada dokumen yang ada, tidakdisebutkan nama perusahaan tertentu.
Jika ditandatangani, dokumen tersebut akan mewakili bertambahnya rasa antipati Trump terhadap Google, Facebook, Twitter, dan perusahaan media sosial lainnya.
Baca Juga : Perbandingan Xiaomi Mi A2 dan Mi A1 Lite, Beda Rp 700 Ribu Pilih Mana?
Dimana, media sosial itu dituduh membungkam suara konservatif dan sumber berita secara online.
"Media Sosial benar-benar mendiskriminasikan suara republik/konservatif," kata Trump di Twitter pada bulan Agustus.
"Berbicara dengan keras dan jelas untuk Administrasi Trump, kami tidak akan membiarkan itu terjadi.
Mereka menutup pendapat banyak orang di 'Kanan'.
Baca Juga : Tak Perlu Acara Khusus, Huawei Gaet Pengantri iPhone Terbaru Secara Unik
Sementara, pada saat yang sama tidak melakukan apa pun untuk yang lain" tambah orang nomor satu Amerika Serikat itu.
Namun, hingga berita ini diturunkan, seorang juru bicara Facebook mengatakan perusahaannya tidak berkomentar mengenai pesanan tersebut.
Kantor pers Google dan Twitter tidak merespon email pada hari sabtu kemarin.
Begitu juga dengan panggilan telepon yang meminta komentar tidak ada jawaban.
Baca Juga : Cara Bikin Curriculum Vitae ala Profesional, Tak Harus Ahli PhotoShop(*)