Sammy menuturkan, Goers memiliki tiga cara untuk mengizinkan sebuah event tampil di aplikasi mobile tersebut.
Ketiga cara tersebut adalah mendapatkan informasi dari pemilik event langsung, pihak Goers yang mendatangi pembuat event, serta rekomendasi dari para pengguna Goers.
Yang unik, aplikasi ini menawarkan fitur personalize interest, di mana Goers akan memunculkan tipe-tipe kegiatan yang sesuai dengan minat penggunanya. Untuk pengguna, saat ini tersedia berbagai macam pilihan kegiatan antara lain: Art&Culture, Philanthropy, Exhibition, Fashion, Food&Drink, Family, Music, Nightlife, Seminar, Shopping, Sport, dan Movie. Pengguna bisa mengaturnya di setting untuk memilih aktivitas yang menjadi minatnya. Sammy pun menilai, adanya aplikasi Goers akan dapat menghemat waktu dan energi dalam pencarian.
Startup Adalah Tantangan
Bagi Sammy, tantangan dalam mendirikan startup adalah startup itu sendiri, di mana tantangannya beragam, mulai dari brand yang belum dikenal sampai bagaimana mencari pendanaan. “Kami telah melewati tiga kali pendanaan dan itu adalah sebuah perjalanan yang sangat menantang dan seru,” bebernya.
Startup yang pernah menjuarai INA 2.0 yang diadakan oleh Telkomsel dan Samsung ini, telah menerima beberapa pendanaan di antaranya dari Telkom Group melalui MDI Venture, Mahaka Group, 1 Private Equity & beberapa Angle Investor.
Salah satu kebanggaan Sammy terhadap Goers adalah ketika aplikasi ini berhasil meraih jumlah pengguna sebanyak lebih dari 15 ribu.
“Dan pada saat kami memiliki 15 ribu users, dimana para Partner (EO, Promotor, Venue) melihat bahwa Goers bisa menjadi alternatif marketing & Sales channel mereka,” imbuh Sammy.
Kini startup yang berdiri di bawah bendera PT Sanraya Adi Nattaya ini berharap dalam waktu satu sampai dua tahun yang akan datang menjadi aplikasi yang memberikan manfaat kepada industri live entertainment dan pariwisata di Indonesia.
Untuk mencapai itu, Sammy mengaku selalu belajar dari orang lain yang telah berhasil membangun startup.