Follow Us

Foto Instagram Comotan Laku Rp 1,3 Miliar, Seniman Dihujat

Fatimah Kartini Bohang - Senin, 01 Juni 2015 | 15:18
Karya Richard Prince yang kontroversial
artnet

Karya Richard Prince yang kontroversial

Selain memudahkan publikasi apapun, media sosial juga menimbulkan banyak masalah. Di antaranya peretasan informasi pribadi dan pembajakan karya. Terlebih jika kita berbicara tentang Instagram.

Media sosial pengepul foto tersebut memiliki kekuatan visual yang khas. Kapanpun dan di manapun, Instagramers bisa membagi momen apapun, termasuk karya-karya fotografi dan lukisan.

Tak heran, saat ini banyak seniman visual yang memanfaatkan Instagram sebagai galeri berkarya. Sebab, pemasarannya lebih meluas dan murah, hanya mengandalkan koneksi internet.

Sebut saja Azer, seorang komikus yang semakin terkenal berkat akun Instagramnya yang bernama @komikazer. Pria ini mengaku sangat terbantu oleh Instagram dalam memasarkan karya seninya.

Adapula Eko Meinanto, pria 22 tahun yang baru ingin berkiprah sebagai seorang seniman. Ia langsung memulainya dari Instagram. Alhasil, kini banyak yang menawarinya berkolaborasi dalam berbagai pameran seni.

Walau begitu, baik Eko dan Azer pun mengakui adanya kerancuan akan hak cipta dari akses terbuka yang diakomodir Instagram.

Beberapa orang menganggap foto yang dibagi di Instagram tak lagi memiliki kekuatan hak cipta. Pasalnya, foto tersebut telah dibagi ke khalayak ramai.

Makanya, banyak yang mencaplok foto di sana sini dan memasukkannya lagi ke akun Instagram pribadi. Cara ini diistilahkan sebagai regram. Banyak yang melakukannya dan menganggapnya tak apa-apa.

Bersinggungan dengan kasus Prince, Advokat paten dan hak cipta John Arsenault memandangnya lebih kompleks ketika berbicara dalam konteks hukum.

New Portraits, katanya, tak bisa dituding sebagai plagiarisme langsung. Pasalnya, tertera nama si pemilik foto orisinil dalam karya Prince. Lagipula, Prince memodifikasi keterangan foto yang mengisyaratkan maksud serial foto itu dengan cara satir. Di situ penyampaian seninya.

Namun, ini kembali rancu ketika konteksnya adalah karya seni yang dipamerkan dan dari situ si seniman meraup untung. Pada karya Prince, ia meraup duit Rp 1,3 miliar dari hasil mencomot karya fotografi orang-orang.

"Karya Prince menciptakan pertanyaan dari keterangan foto yang diubah. Pertanyaan yang menggelitik, namun ia menjualnya untuk uang," kata Arsenault.

Source : The Verge, artnet

Editor : Nextren

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest