Sempat terkubur selama beberapa dekade, ratusan kaset (cartridge) game lawas untuk konsol game Atari 2600 dilaporkan laku terjual senilai miliaran rupiah. Sebagaimana dirangkum Nextren dari ArsTechnica, Rabu (2/9/2015), ke-881 kaset game itu ditemukan di sebuah lahan di dekat kota Alamogordo, New Mexico, AS, pada April tahun lalu, kemudian dijual melalui lelang di e-Bay oleh para penemunya. Kaset-kaset tersebut berisi aneka judul game Atari lawas dari dekade 80-an seperti Pac-Man, Pele's Soccer, Yar's Revenge, Baseball, Centipede, dan Warlods. Total dana yang dikumpulkan dari hasil lelang mencapai lebih dari 100.000 dollar AS (Rp 1,4 miliar). Sebagian besar diberikan ke kas kota Alamogordo, lainnya disumbangkan ke Tularosa Basin Historical Society.Biaya pengiriman kaset-kaset game lawas itu saja mencapai 26.000 dollar AS karena pembelinya berasal dari berbagai negara seperti Brazil, Australia, Singapura, Perancis, dan Kanada. Dibuang ke tempat sampahMengapa kaset-kaset game Atari bisa berada di sana? Pada 1983, bisnis video game di AS mengalami kolaps. Atari sebagai salah satu pemain industri game terbesar saat itu pun terpukul dan terpaksa menutup pabriknya di Texas. Ribuan kaset game turut menjadi korban dan harus dibuang oleh Atari ke suatu tempat. Tapi, mungkin lantaran malu, Atari tak pernah menjelaskan ke publik soal di mana persisnya "tempat perisirahatan" artefak-artefak dunia game tersebut.Gosip berkembang, kisah kaset-kaset video game yang terbuang ini pun sempat menjadi "urban legend" di kalangan gamer AS.
Lama setelahnya, pada April 2014, seorang kontraktor kebersihan bernama Joe Lewandowski menyelidiki nasib kaset-kaset game Atari dan menemukan lokasi penguburan mereka di dekat Alamogordo, yang ternyata merupakan bekas tempat pembuangan sampah lama. Alat-alat berat beserta rombongan arkeolog video game pun dikerahkan untuk melakukan penggalian. Selain kaset, benda-benda lain yang turut ditemukan antara lain brosur game dan controller konsol game."Game terburuk sepanjang jaman"Salah satu kaset yang terjual dengan harga paling tinggi dalam pelelangan tersebut (1.535 dollar AS atau Rp 21 juta) berisi game ET yang legendaris. Bukan sebab hal positif, melainkan karena ramai dicap sebagai game "terburuk sepanjang jaman".Game keluaran tahun 1982 ini diselesaikan hanya dalam waktu 5 minggu. Waktu yang terbilang luar biasa singkat di masa ketika pengerjaan video game umumnya memakan 5-6 bulan.
ET memang kejar tayang karena memburu jadwal film berjudul sama yang juga dirilis tahun 1982. Sayang, hal ini kemudian berujung pada game super sulit yang membuat sebagian besar gamer ketika itu merasa frustrasi.Banjir komplain berdatangan, ET pun dituding sebagai biang keladi tumbangnya industri game pada 1983. Padahal, kejadian itu sebenarnya merupakan efek kumulatif dari banyaknya judul-judul game tak bermutu yang mengecewakan konsumen.Atari sendiri membikin kesalahan dengan mencetak kaset terlalu banyak. Jumlah cartridge ET diproduksi mencapai 20 juta unit, meski jumlah konsol game Atari sendiri ketika itu hanya 12 juta unit di AS. Belum lagi biaya lisensi ET yang kabarnya mencapai 20 juta dollar AS.Atari pun kolaps. Tapi paling tidak, berpuluh tahun setelahnya, "game terburuk" dari pelopor video game itu pun masih laku dijual mahal meski sempat dikubur di tempat sampah.