Pepatah "uang tidak bisa membeli kebahagian" ternyata masih berlaku buat orang yang memiliki harta mencapai triliunan rupiah sekalipun. Inilah kisah hidup yang dialami oleh pencipta game populer Minecraft, Markus Persson.Pada Sabtu lalu, pria asal Swedia yang masih lajang tersebut "curhat" lewat Twitter."Saya nongkrong di Ibiza dengan teman-teman dan berpesta dengan orang-orang terkenal, bisa melakukan apapun yang sama mau, tapi saya tak pernah merasa demikian terisolasi seperti sekarang," kicau Persson, sebagaimana dirangkum Nextren dari BGR, Senin (31/8/2015).Persson rupanya sedih dan kesepian. Padahal, seperti yang dikatakannya sendiri, boleh dibilang dia memiliki harta sangat berlimpah, cukup untuk melakukan apapun yang dia mau.Harta tersebut berasal dari akuisisi Microsoft atas Mojang AB, perusahaan yang didirikan Persson untuk menaungi Minecraft, pada 2014. Nilai akuisisi itu mencapai 2,5 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 35 triliun.Persson pun kebanjiran duit. Total hartanya, menurut Bloomberg Billionaires Index, mencapai 1,5 miliar dollar AS atau Rp 21 triliun.Dia membeli sebuah rumah besar di kawasan bergengsi AS, Beverly Hills, seharga 70 juta dollar AS atau lebih dari Rp 983 miliar dan keluar dari Mojang AB.Sindrom kaya mendadak
Setelah bergelimang harta, Persson rajin mengadakan pesta dengan mengundang tamu-tamu terkenal seperti Selena Gomez dan Tony Hawk.Toh, lagi-lagi seperti kata pepatah, Persson tetap tak merasa bahagia.Salah satu sebabnya, menurut dia, adalah tantangan hidup yang tiba-tiba menguap begitu saja. Dia tak perlu melakukan apapun untuk memperoleh sesuatu, kecuali merogoh kantong. Persson sendiri sebenarnya adalah pribadi introvert yang penyendiri. Dia mengaku sulit berteman, termasuk dalam hal mencari pasangan hidup."Saya menemukan gadis yang menarik, tapi dia takut melihat gaya hidup saya dan akhirnya lebih memilih orang lain yang normal," kata Persson.Entah, seperti apa orang "normal" yang dimaksud Persson di sini, tapi mungkin bukan geek yang tiba-tiba mendapat durian runtuh.Untunglah, keluh kesah Persson di Twitter membuahkan simpati. Beberapa orang kaya baru seperti dia memberi nasehat bahwa yang dialami Persson adalah hal biasa. "Sindrom kaya mendadak" ini, menurut mereka, akan segera berlalu. Persson pun lega. Dia mengaku apa yang ditulisnya di Twitter benar merupakan perasaan dari dalam hati."Dengan curhat dan merasa tak ada yang perlu disembunyikan, saya merasa sedikit lebih baik," ujarnya di akhir kicauan.