Harga jual lini iPhone dari distributor Erajaya naik 8 hingga 10 persen sejak Juli 2015. Kenaikan ini menyusul lemahnya nilai tukar rupiah ke dollar AS.
Selain ponsel buatan Apple, perangkat-perangkat Microsoft dan BlackBerry juga dinaikkan harganya. Namun, kenaikannya tak signifikan layaknya ponsel buatan Apple.
"Kalau Microsoft dan Blackberry kan pasarnya tidak sebesar Apple. Modal yang dikeluarkan juga tidak terlalu banyak. Kenaikan bisa diperkecil dengan mengurangi promosi-promosi," kata Corporate Secretary Erajaya Swasembada, Djatmiko Wardoyo pada Nextren, Senin. (25/8/2015).
Selain tiga merek tersebut, harga ponsel lain masih sama. Sebab, merek-merek lain sudah memiliki perusahaan rekanan (principal) di Indonesia.
"Yang lain kami beli sudah dengan rupiah. Kira-kira 80 persen. Cuma Apple, Microsoft dan BlackBerry yang langsung kami impor pakai dollar," Djatmiko menjelaskan.
Pun begitu, Erajaya belum membaca gejala penurunan angka pembelian iPhone. Djatmiko berasumsi hal ini sedikit banyak dipengaruhi oleh jenis pasar yang disasar Apple.
"Pasar Apple kan khusus. Mereka bisa dibilang nggak terpengaruh dengan perubahan harga," ia mengklaim.
Namun ke depan Djatmiko tak mau memprediksi berbagai kemungkinan. Baik untuk tren penjualan iPhone atau bisnis Erajaya secara keseluruhan.
"Industri semuanya lagi menurun. Walau distribusi dan ritel Erajaya naik 30 persen, ke depan kita belum tahu akan bagaimana kondisinya," katanya. Diketahui, awal 2015 nilai tukar rupiah ke dollar Rp 12.500. Hari ini nilai tukar sudah mencapai Rp 14.000