"Misalnya lagi liburan. Tiap orang tinggal sepakati penggunaan tagar tertentu. Nanti semua foto dari perangkat para pengguna yang berbeda-beda bisa langsung tersimpan. Nggak perlu lagi kirim-kiriman foto," Andri mencontohkan.
Jepret pun kini beranak menjadi tiga lini: Jepret Story, Jepret Cloud dan Jepret Cloud+Print Print. Semuanya menjadi anak usaha DyCode.
Ketiganya, kata Andri, masing-masing memenuhi kebutuhan bereda dan merupakan rangkaian yang saling melengkapi. Para pengguna gadget mobile bisa memanfaatkan Jepret Story sebagai media sosial berbagi foto. Para pembuateventbisa menggunakan Jepret Cloud+Print untuk dokumentasi dan meramaikan suasana acara.
"Para undangan yang mengunggah foto akan melengkapi dokumentasi pasangan yang menikah. Lalu mereka juga dapatrewardkarena bisa mengambil foto yang dicetak tanpa mengantre," kata Andri.
Bisa untuk promosi
Tak hanya menyasar paraevent orginizer,Jepret Cloud+Allegra juga diklaim efektif sebagai media promosi, contohnya untuk cafe dan restoran.
Andri percaya, pemasaran dari mulut ke mulut efektif untuk membangun rasa ingin tahu dan ingin coba. Nah, lewat Jepret Cloud+Print, pemilik cafe atau restoran bisa membangun antusiasme netizen di media sosial.
Misalnya, pengunjung cafe cukup diminta berfoto dengansmartphonemasing-masing, lalu mengunggah hasil potret ke Twitter, Instagram, Path atau Google Plus.
Tak lupa, tagar nama cafe atau restoran disematkan pada foto yang dibagi. Imbalannya, pengunjung akan mendapat oleh-oleh foto dalam bentuk tercetak 4R saat pulang.
"Dengan menyebarkan tagar nama cafe atau restoran, maka pengunjung turut mempromosikan cafe atau restoran itu ke paranetizen," kata Andri.
Sejauh ini, sudah dua cafe di Bandung yang menyewa alat Jepret Cloud+Print. "Tak menutup kemungkinan juga nantinya Allegra bisa dijual. Sekarang jumlahnya ada 6 dan disediakan untuk sewa. Soalnya alat ini kan masih kami buathandmade," pungkasnya.