"Jadi model dalam tanda kutip integrasi bisnis Jio, jaringannya tidak diintegrasikan, jadi sendiri-sendiri, tapi jika sewaktu-waktu diperlukan maka ia akan integrasikan, karena basisnya IP," jelas Guntur.
Namun meski baik, Guntur menganggap bahwa hal ini tidak bisa dilakukan di Indonesia karena adanya legacy cost yang besar sekali.
Bahkan untuk operator baru pun dikatakan tidak bisa, jadi integrasi menurutnya bukan masalah teknis tapi masalah bisnis.
"Integrasi ini bukan masalah teknis, masalah bisnis sebenarnya," katanya.
Adapun meski Guntur merasa perusahaan telko harus berpikir lagi, namun menurut Niko, FMC dan 5G harus berjalan bersamaan.
Baca Juga: Samsung Rilis Exynos 1380 untuk HP 5G Mid range, Hadir di Galaxy A54?
Layanan 5G mungkin akan lebih luas ada 2024, namun dengan penggabungan layanan ini operator bisa pasarkan layanan internet, OTT, IoT untuk rumah.
"FMC basisnya, supaya operator bisa jualan, offering (layanan) harus komprehensif," lanjut Niko.