Follow Us

Pakar Ungkap Adopsi 5G dan Metaverse Tingkatkan Kerentanan Digital

Gama Prabowo - Jumat, 13 Januari 2023 | 15:24
Ilustrasi adopsi teknologi 5G
threatpost

Ilustrasi adopsi teknologi 5G

Nextren.com - Teknologi 5G dan Metaverse diprediksi akan semakin meluas di tahun 2023 ini.

Untuk teknologi 5G, operator seluler di Indonesia terus mendorong pertumbuhan jaringan 5G dan adopsi 5G di kalangan masyarakat.

Adopsi teknologi 5G disebut mampu mempercepat akselerasi digital dan memberi banyak manfaat untuk berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Namun, di balik keuntungan adopsi teknologi 5G dan ekspansi Metaverse, pakar cybersecurity memperingatkan potensi cybercrime yang akan munyerang pengguna.

Baca Juga: Data Pengguna PeduliLindungi Ternyata Tak Dienkripsi, Penyebab Gampang Bocor?

Menurut laporan terbaru dari asosiasi industri GSMA, koneksi 5G di Asia Pasifik (APAC) diperkirakan akan mencapai 430 juta pada tahun 2025, meningkat dari 200 juta pada akhir tahun 2021.

Pakar cybersecurity dari Palo Alto, Ian Lim mengungkapkan bahwa adopsi teknologi 5G yang semakin besar meningkatkan level kerentanan digital.

Ada 3 skenario ancaman yang dapat membahayakan pelaku industri teknologi dan pengguna.

1. Ancaman Skala Besar

Infrastruktur 5G modern dibangun di atas arsitektur cloud. Meski cloud memberikan kelincahan, skalabilitas, dan kinerja yang lebih besar, tapi pemanfaatan teknologi cloud turut mengekspos core 5G ke kerentanan keamanan cloud.

Serangan skala besar bisa datang dari mana saja, bahkan dari dalam jaringan operator.

Baca Juga: Inilah 4 Cara Menghadapi Tantangan Keamanan di Era Kerja Hybrid

2. Menjadi Target Ransomware

Jaringan seluler 5G akan mendukung vertikalisasi layanan lintas industri dan pengembangan IoT Industri, smart factory, dan pemanfaatan lainnya.

Inovasi-inovasi baru terkait 5G menjadi target utama serangan ransomware yang canggih yang dapat menyebabkan gangguan yang merugikan.

3. Serangan Makin Cepat

Dengan berkembangnya kecepatan 5G dan lebih banyak perangkat canggih lainnya, aktor jahat akan memiliki beberapa titik masuk dan kecepatan jaringan yang sangat tinggi untuk meluncurkan serangan siber.

Baca Juga: Hadapi Ancaman ChatGPT OpenAI, Google Siapkan Teknologi AI Canggih

Ilustrasi Metaverse
Meta

Ilustrasi Metaverse

Sementara itu, era Metaverse yang diprediksi makin populer di 2023 juga menyimpan ancaman keamanan tersendiri.

Menurut pakar cybersecurity, metaverse dapat menjadi area bermain baru bagi penjahat siber.

Sifat imersif dari metaverse dapat membuka peluang baru bagi bisnis dan konsumen, karena memungkinkan pembeli dan penjual untuk terhubung dengan cara baru.

Perusahaan akan memanfaatkan pengalaman mixed reality untuk mendiversifikasi penawaran mereka dan memenuhi kebutuhan konsumen di metaverse.

Implementasi metaverse dapat membuka kesempatan serangan pada 4 lapisan penting yaitu platform, penghubung (API), edge, dan pengguna.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Latest