Akan tetapi, kenyataan yang kini dihadapi berbanding terbalik.
Perusahaan justru mengalami penurunan ekonomi makro, persaingan antar-kompetitor yang semakin kuat, dan kehilangan iklan.
Sehingga, masalah tersebut membuat pendapatan perusahaan semakin anjlok dan jauh dari yang diharapkan.
"Saya keliru dan saya bertanggung jawab akan hal itu," imbuh Zuckerberg.
Karena kondisi tersebut, Meta mengetatkan penggunaan modal agar lebih efisien yaitu dengan mengalihkannya ke sektor prioritas seperti iklan dan platform bisnis Meta, metaverse serta kecerdasan buatan (AI).
Di sisi lain perusahaan memangkas anggaran perusahaan, mengurangi tunjangan hingga merestrukturisasi karyawan.
Laba terjun bebas
Pada laporan kuartal-III 2022, Meta memublikasikan pendapatannya sebesar 27,21 miliar dollar AS (Rp 430,1 triliun).
Jumlah tersebut mengalami penurunan sekitar 4,5 persen dari pendapatan kuartal-III 2021 lalu.
Selain itu, keuntungan bersih Meta juga tampak memprihatinkan.
Sebab, laba bersih perusahaan telah berkurang setengah bila dibandingkan dengan kuartal yang sama di tahun 2021 lalu. Perbandingannya pada kuartal-III 2022, laba bersih Meta mencapai 4.395 miliar dollar AS (sekitar Rp 68,2 triliun), sedangkan kuartal-III 2021 sebesar 9.1.94 miliar dollar AS (Rp 142,7 trilun).
Oleh karena itu, Meta mengambil langkah dengan membatasi pengunaan modal dengan mengalihkannya ke sektor prioritas.