Follow Us

Drone Shahed-136 Berjangkauan 2000 Km Buatan Iran, Andalan Dalam Perang Rusia Ukraina

None - Kamis, 15 September 2022 | 21:52
Gaza UAV, salah satu drone buatan Iran
globalsecurity

Gaza UAV, salah satu drone buatan Iran

Nextren.com - Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan pada Selasa (13/9/2022) bahwa pihaknya telah menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak Shahed-136 buatan Iran yang digunakan militer Rusia di wilayah timur laut Kharkiv. Ini merupakan pertama kalinya Kyiv mengklaim telah memusnahkan salah satu perangkat tersebut. Shahed-136 juga dikenal sebagai drone pembunuh buatan Iran. Melansir Reuters, Ukraina dan Amerika Serikat menuduh Iran memasok drone ke Rusia, sesuatu yang dibantah Teheran. Pernyataan itu muncul pada saat Kementerian Pertahanan Ukraina memposting gambar dari apa yang tampak sebagai bagian dari pesawat tak berawak yang hancur dengan tulisan "Geran-2" di sampingnya dalam bahasa Rusia.

Baca Juga: Teknologi Masa Depan AWS Builder's Zone: Terbangkan Drone Dengan Gelombang OtakUjung sayapnya tampak cocok dengan Shahed-136. Dikatakan pesawat tak berawak, atau kendaraan udara tak berawak (UAV), telah "dihancurkan" di dekat Kupiansk, sebuah kota di wilayah Kharkiv yang baru-baru ini direbut kembali oleh Ukraina. Pakar militer mengatakan pesawat tak berawak Iran akan berguna bagi Rusia untuk pengintaian dan sebagai amunisi yang berkeliaran yang dapat menunggu waktu mereka dalam menemukan dan menyerang target yang sesuai. Melansir eurasiantimes.com, berdasarkan laporan media Ukraina, pasukan Ukraina dilaporkan melakukan kontak dengan pesawat tak berawak di dekat Kupiansk selama serangan Kyiv di front timur, yang telah menembus pertahanan Rusia di sekitar Kharkiv. Pada bulan Juli, intelijen AS telah memperingatkan sebelumnya bahwa Teheran dapat mengirim ratusan pesawat tak berawak ke Rusia untuk mendukung perangnya di Ukraina. Meskipun Iran awalnya membantah laporan itu, bos Garda Revolusi paramiliternya baru-baru ini membual tentang mempersenjatai negara yang kuat di dunia itu. Dalam beberapa dekade terakhir, Iran telah muncul sebagai kekuatan drone yang sangat besar. Terlepas dari pembatasan impor teknologi, Teheran telah memantapkan dirinya sebagai kekuatan utama yang dapat mengembangkan berbagai drone asli. Iran telah membuat ceruk keuntungan sendiri dengan mengekspor drone untuk melayani tujuannya sendiri, seperti mempersenjatai Hizbullah dengan drone untuk menyerang Israel dan Houthi dengan teknologi drone untuk menargetkan Arab Saudi. Sementara itu, Iran mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan Rusia karena sanksi melumpuhkan yang dikenakan pada Iran, setelah kegagalan kesepakatan nuklir pada 2018 saat Presiden Donald Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian tersebut.

Baca Juga: Jenderal Tertinggi AS Minta Perwira Muda Bersiap untuk Perang Robot dan DroneKehebatan Drone Shahed-136 Teheran dilaporkan memiliki beberapa varian drone Shahed. Sementara Iran telah merilis rincian terbatas, Shahed berbentuk segitiga diperkirakan memiliki jangkauan sekitar 2.000 kilometer (1.240 mil). Ini membuatnya mampu mencapai target yang tepat dari jarak jauh—kemampuan yang sangat dibutuhkan Rusia. Shahed Aviation Industries, sebuah perusahaan dengan pengalaman panjang dalam penelitian drone, memproduksi drone ini. Perusahaan juga mengembangkan Shahed-129 yang populer, tiruan Predator, Shahed-149, mitra Iran dari Reaper yang lebih besar, dan drone Shahed-181 dan 191 yang tersembunyi.

Baca Juga: AS Kirimkan 100 Drone Bunuh Diri 'Kamikaze' ke Ukraina, Ringan Tapi Mematikan!Pengembangan drone ini oleh perusahaan Iran didasarkan pada teknologi rekayasa balik dari RQ-170 AS yang ditangkap pada tahun 2011. Dengan lebar sayap 12 kaki (3,65 meter) dan berat diperkirakan 200 kilogram, Shahed-136 berukuran besar untuk sebuah amunisi yang berkeliaran, yang juga bisa disebut sebagai drone pembawa bom. Drone terbang ke targetnya dan meledak di atas target atau bertabrakan dengannya.Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Ini Kehebatan Shahed-136, Drone Pembunuh Buatan Iran yang Dipakai Rusia di Ukraina"

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest