Follow Us

Setelah Jerman Menderita, Kini Putin Dituduh Menghukum Prancis Lewat Gas

Wahyu Subyanto - Rabu, 31 Agustus 2022 | 21:00
Jaringan pipa gas Nord Stream 2 antara Rusia ke Jerman sepanjang 1200 KM melewati lautan
rferl

Jaringan pipa gas Nord Stream 2 antara Rusia ke Jerman sepanjang 1200 KM melewati lautan

Nextren.com - Negara-negara Eropa tampaknya bakal benar-benar melewati musim dingin dengen penderitaan.Pasalnya mereka sangat tergantung dengan minyak dan gas dari Rusia, namun mereka terpaksa memberikan sanksi kepada Rusia karena kesepakatan sebagai anggota NATO. Rusia sendiri membalasnya dengan mulai mengurangi bahkan menghentikan pasokan gas dengan beragam alasan.BUMN Rusia Gazprom baru saja menyatakan akan menghentikan pasokan gas ke Engie Prancis, dengan alasan kurangnya pembayaran.Gazprom Rusia pada hari Selasa (30/8) menyatakan akan menangguhkan sepenuhnya pengiriman gas ke utilitas utama Eropa Engie (ENGIE.PA) mulai Kamis ini, akibat adanya sengketa kontrak.

Baca Juga: Rusia Akui 2 Wilayah Pemberontak di Ukraina, Jerman Stop Ijin Pipa Gas 1200 KMLangkah itu akan memperdalam kekhawatiran tentang pasokan energi di musim dingin untuk Eropa.Eropa sudah mengetahui bahwa Gazprom akan mematikan pipa gas Nord Stream 1 ke Jerman dari 31 Agustus hingga 2 September untuk pemeliharaan.Bahkan ada kekhawatiran bahwa Moskow, yang telah mengurangi pasokan pipa gas menjadi hanya 20% dari kapasitas, bisa menambah tekanan dengan menunda pemeliharaan pipa gas Nord Stream 1.Dalam sebuah pernyataan, Gazprom mengatakan Engie belum membayar penuh untuk pengiriman gas Juli, dilansir dari Reuters (31/8)."Dalam hal ini, Gazprom memberi tahu Engie tentang penangguhan total pasokan gas mulai 1 September 2022, hingga saat menerima pembayaran penuh untuk gas yang telah dipasok," katanya.Engie sebagai perusahaan Eropa, memegang 9% saham di Nord Stream, menolak berkomentar. Pengiriman gas dari Gazprom ke Engie di Eropa, telah turun secara substansial sejak Rusia menginvasi Ukraina dan Menteri Keuangan Bruno Le Maire memperingatkan bahwa "pemotongan drastis" akan berisiko membahayakan perkiraan pertumbuhan PDB 2,5% Prancis tahun ini."Sangat jelas Rusia menggunakan gas sebagai senjata perang dan kami harus bersiap untuk skenario terburuk dari gangguan pasokan," kata Menteri Transisi Energi Prancis Agnes Pannier-Runacher kepada radio France Inter.Seorang ajudan Pannier-Runacher mengatakan kepada Reuters, bahwa Gazprom tidak menghormati kontraknya.Namun Prancis mengklaim telah mendiversifikasi pasokan energinya dan pemotongan terbaru tidak akan membahayakan pasokan gas musim dinginnya.Rusia sekarang hanya berkontribusi kurang dari 4% dari impor gas Engie dibandingkan dengan 17% sebelum perang di Ukraina, kata seorang juru bicara Engie. Pasokan gas dari Rusia dalam beberapa bulan terakhir telah turun menjadi hanya 1,5 terawatt-hours (TWh), kata utilitas tersebut.Engie menolak untuk mengatakan ke level berapa volume sekarang akan turun.Prancis tidak bergantung pada gas Rusia seperti beberapa rekan Eropanya. Sebelum perang di Ukraina, Norwegia memasok lebih dari sepertiga gas Prancis, dengan Belanda, Aljazair, dan Qatar juga mengirimkan volume yang lebih kecil, menurut data pemerintah.

Baca Juga: Putin Ingin Bunuh Eropa dengan Krisis Energi di Musim Dingin untuk Tuntaskan PerangPenyimpanan Gas Musim DinginJuru bicara pemerintah Olivier Veran menegaskan kembali Prancis akan mengisi cadangan gasnya pada akhir musim panas."Kami lebih cepat dari jadwal," katanya kepada radio franceinfo. Pemerintah mengatakan cadangan sekarang sekitar 90% penuh.Harga listrik beban dasar Prancis 2023 turun tajam dalam aksi ambil untung setelah rekor tertinggi pada hari Senin.Tetapi dengan harga 730 euro per Megawatt-hour (MWh), artinya tetap 10 kali lebih tinggi daripada selama periode yang sama pada tahun 2021.Hal itu mencerminkan ketidakpastian yang mendalam atas pasokan energi.Engie mengatakan telah mengambil tindakan untuk melindungi dirinya sendiri dan menghormati komitmennya kepada pelanggan.Gangguan Rusia dan pengurangan pasokan telah membuat harga gas melonjak dan memaksa pemerintah Eropa untuk berebut pasokan alternatif menjelang musim dingin.Di Prancis, masalah ini diperparah oleh pemadaman di sektor nuklir, di mana output berada pada level terendah dalam 30 tahun.

Baca Juga: Sri Lanka Bangkrut Kondisi Internetnya Parah, Kecepatan Unduh Maksimal Cuman SeginiNuklir menyumbang sekitar 70% dari produksi listriknya.Perdana Menteri Elisabeth Borne pada hari Senin mendesak perusahaan Prancis untuk menyusun rencana penghematan energi bulan depan.Dia memperingatkan bahwa mereka akan terdampak terlebih dahulu, jika Prancis dipaksa untuk menjatah pasokan gas dan listrik. Engie mengkonfirmasi pada hari Senin bahwa pihaknya sedang dalam pembicaraan dengan Sonatrach Aljazair untuk meningkatkan impor gas dari negara Afrika Utara dalam jangka menengah.

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya

Latest