Rusia Akui 2 Wilayah Pemberontak di Ukraina, Jerman Stop Ijin Pipa Gas 1200 KM

Rabu, 23 Februari 2022 | 12:47
rferl

Jaringan pipa gas Nord Stream 2 antara Rusia ke Jerman sepanjang 1200 KM melewati lautan

Nextren.com - Pengakuan Rusia terhadap kemerdekaan wilayah pemberontak di Ukraina membuat negara-negara NATO meradang.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan Kementerian Pertahanan Rusia untuk mengirim pasukan ke dua wilayah timur Ukraina yang memisahkan diri.

Kedua wilayah Ukraina yang diakui adalah "Republik Rakyat Luhansk (LPR)" dan "Republik Rakyat Donetsk (DPR)" sebagai negara merdeka dan berdaulat.

Putin disebut memerintahkan pasukan Rusia untuk "menjaga perdamaian" di Ukraina timur.

Keputusan itu memang tidak menentukan kapan penempatan personel akan dilakukan dan apakah hanya di wilayah yang dikuasai pemberontak, namun langkah itu meningkatkan ketegangan.

Baca Juga: Dilarang China, Penambang Uang Kripto Buru-buru Kabur ke AS, Kazakhstan, Rusia

Pasalnya, para pemimpin Barat telah memperingatkan bahwa Rusia bisa memakainya sebagai alasan untuk serangan yang lebih besar.

Pengakuan Rusia itu membuat Kanselir Jerman Olaf Scholz menghentikan sementara pemberian izin proyek jaringan pipa gas Nord Stream 2 di Berlin Selasa (22/02).

Dengan penghentian itu, kini tidak ada kelanjutan untuk memberikan sertifikasi jaringan pipa gas tersebut. Tanpa sertifikasi itu, Nord Stream 2 tidak akan bisa beroperasi.

Jaringan pipa gas Nord Stream 2 dari Rusia lewat laut Baltik ke Jerman sepanjang lebih 1.200 km, memang sudah tuntas dibangun. Namun hingga saat ini belum dikirim gas dari Rusia.

Sementara di Ukraina, terjadi pemadaman listrik beberapa menit setelah Kanselir Jerman Olaf Scholz mengumumkan sanksi keras terhadap Rusia itu.

Pemadaman terjadi saat Rusia makin menekan Ukraina, dengan adanya 190.000 tentara yang ditempatkan di perbatasan negara itu, dilansir dari Express UK.

Di Shchastia, sebuah wilayah yang dikendalikan Ukraina, melaporkan adanya serangan terhadap pembangkit listrik tenaga panas Luhansk.

Baca Juga: Peringatan Presiden AS :Serangan Hacker Rusia dan China Bisa Sebabkan Perang Besar

energyconnects
energyconnects

Ilustrasi jalur ipa gas Nord Stream2 yang menghubungkan Jerman dan Rusia

Hal itu membuat pembangkit terpaksa ditutup, dan wilayah itu ditinggalkan tanpa listrik dan panas selama berhari-hari.

Di wilayah Luhansk, beberapa desa disebut mengalami pemadaman listrik total. Bahkan jaringan internet juga terganggu.

Peristiwa itu terjadi setelah dunia diperingatkan bahwa badan intelijen militer Rusia bisa menimbulkan kekacauan di setiap jaringan di Ukraina, termasuk mematikan listriknya.

Ukraina juga menuduh Rusia melakukan serangan siber dengan target dua bank dan kementerian pertahanannya pada hari Rabu.

Menurut James Lewis dari Pusat Studi Strategis dan Internasional, Rusia disebut terbaik di dunia untuk perang seperti itu, apalagi Rusia yang membangun semua jaringan dan utilitas di Ukraina.

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya