Perusahaan asal Tiongkok itu dikatakan telah menyajikan algoritma yang mendorong para penggunanya untuk melakukan tantangan yang mematikan.
Menurut keterangan pusat pengaduan hukum, yang dilansir dari LosAngelesTimes, aplikasi TikTok yang ada di smartphone milik Lalani telah memunculkan video Blackout Challenge.
Pihak kepolisian yang mengambil ponsel dan tablet milik Lalani pun menginformasikan ke pada ibu tirinya bahwa Lalani telah menonton video Blackout Challenge secara berulang-ulang.
"Produk TikTok dan algoritmenya mengarahkan tantangan dan video yang sangat berbahaya dan tidak dapat diterima," tulis gugatan hukum yang diajukan di Pengadilan Tinggi Los Angeles County.
"Mendorongnya untuk terlibat dan berpartisipasi dalam TikTok Blackout Challenge," tambahnya.
Apa itu Blackout Challenge yang Viral di TikTok?
Menurut beberapa sumber, Blackout Challenge sendiri sebenarnya sudah ada sejak tahun 2008 silam.
Blackout Challenge pun juga dikenal sebagai tantangan pingsan atau tantangan tersedak.
Baca Juga: Demi Masa Depan Twitter, Elon Musk Ingin Tiru TikTok dan WeChat untuk Raih Miliaran Pengguna
Blackout Challenge mendorong para pelakunya untuk mengurangi kadar oksigen yang ada di dalam otak dengan cara menahan napas.
Kebanyakan orang untuk ikut Blackout Challenge ini pun karena adanya alasan yang menyebut kalau setelah melakukan tantangan tersebut, akan ada perasaan bahagia yang muncul.
Alih-alih bahagia, Blackout Challenge justru lebih mendekatkan para pelakunya ke ancaman kematian.