Setelah korban memulai chat, pelaku menanggapinya dengan bahasa yang formal agar terkesan sebagai karyawan perusahaan terkait.
Pelaku kemudian memberikan link dan formulir kepada korban melalui link khusus.
Korban diminta untuk mengisi formulir dan data-data penting yang bisa dimanfaatkan pelaku dalam melancarkan aksi pembobolan rekening.
Pelaku biasanya langsung memblokir korban setelah sukses melancarkan aksinya.
Baca Juga: Ngeri! Cuma Klik Link dari Pesan WA, Rekening Nasabah BRI Terkuras Hingga Rp 1,1 miliar
Model penipuan online seperti ini bisa efektif karena memanfaatkan algoritma iklan Instagram.
Pelaku jelas mengeluarkan biaya yang tak sedikit untuk beriklan di Intagram.
Namun, Instagram Ads sendiri memiliki efektifitas yang tinggi karena mereka bisa menerapkan targeted ads atau iklan bertarget yang memanfaatkan data-data pengguna.
Pelaku bisa memilih penonton iklan berdasarkan usia, lokasi, demografi, minat, bahkan dengan perilaku dan aktivitas digital mereka.
Baca Juga: Begini Cara Kerja Skiming dan Tips Menghindarinya, Kasus Duit Nasabah BCA Rp 135 Juta Lenyap
Untuk mengantisipasi penipuan online yang memanfaatkan iklan Instagram, kita harus berhati-hati dalam melindungi data pribadi kita.
Jangan sembarangan menekan link iklan di Instagram yang berbahaya dan berpotensi bisa mencuri data pribadi kita.