Sementara pada 22 April 2022, anggota marinir TNI AL Praka Dwi gugur dalam serangan oleh KKB di Pos Satgas Kodim Mupe Yonif 3 Mar di Kaikote, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga.
Pertanyaannya, dengan korban yang terus berguguran, mengapa TNI tidak mencoba melakukan serangan udara terhadap KKB?
Baca Juga: Pakai Drone Fixed Wing, Terra Drone Indonesia Survei 134 Km Rencana Jalur Listrik PLN di Maluku
Risiko serangan dari udara
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan, akan timbul risiko lebih besar ketika TNI memilih serangan udara.
Sebab, serangan udara dilakukan setelah target benar-benar dipastikan secara presisi.
"Tentu saja akan sulit membedakan antara target KKB dan warga. Apalagi medan di Papua bisa dibilang sulit," kata Fahmi kepada Kompas.com, Senin (9/5/2022).
Menurutnya, strategi KKB selama ini adalah berbaur dengan warga untuk menyulitkan aparat.
Karena itu TNI sangat berhati-hati dalam mengambil satu tindakan, tak terkecuali serangan udara.
"Dikhawatirkan serangan itu akan membuat konflik meluas. Akan sulit memelihara simpati dan dukungan masyarakat ketika terjadi insiden-insiden terhadap warga," jelas dia.
"Itu yang memang menjadi penyulit dalam konteks pendekatan militer di Papua," kata Fahmi.
Ia menjelaskan, pendekatan dialog dan humanis yang diterapkan oleh Panglima TNI Andika Perkasa saat ini lebih mungkin dilakukan daripada militer.