Seperti pernah diucapkan Putin, negara atau organisasi yang mendukung Ukraina menjadi target sah Rusia untuk diserang.
Dalam sejarahnya, serangan Rusia yang menargetkan seseorang bisaberoperasi di negara mana saja lewat jaringan intelijen.
Salah satunya adalah Alexander Litvinenko yang diracun tahun 2016, mantan mata-mata Rusia dan pengkritik Presiden Vladimir Putin yang kemudian bekerja untuk intelijen Inggris, MI6.
Litvinenko kemudian meninggal diracun dengan memasukkan isotop radioaktif polonium-210 ke dalam tehnya di Inggris.
Baca Juga: Rusia Pamer Torpedo Nuklir 'Poseidon': Bisa Picu Tsunami 500 Meter Hingga Radiasi Mematikan
Saat awal invasi Rusia ke Ukraina 24 Februari, Elon Musk menjadi CEO pertama sebuah perusahaan multinasional yang mendukung Ukraina.
Dengan terang-terangan Elon memilih Kyiv, dan juga mengirim terminal Starlink, sebuah layanan koneksi internet satelit dari perusahaan antariksa SpaceX, ke Ukraina.
Lewat Starlink, warga Ukraina bisa mengakses internet secara independen, juga membuat Ukraina bisa tetap berhubungan dengan dunia luar.
Starlink terutama digunakan di wilayah yang dibom oleh Rusia dan daerah terpencil.
Layanan StarLink juga membantu Ukraina dalam perang komunikasi melawan Moskow.
Bahkan saat itu, Musk juga menantang Presiden Putin untuk berduel dengannya untuk mengakhiri perang ini.