Dilansir dari Gizchina, jaringan Ronin mengandalkan 9 validator terpercaya dalam transaksinya.
Namun dalam kasus ini, hacker mengambil alih 5 validator untuk meretas jaringan dan mentransfer dana.
Baca Juga: Jejak Aksi Serangan Hacker Rusia yang Paling Ditakuti Dunia, Bisa Bikin AS Kalang Kabut
Kasus peretasan platform kripto yang melibatkan Korea Utara bukanlah yang pertama kalinya terjadi.
Sebelunya, pada tahun 2021 Lazarus Group diduga menjadi koordinator utama untuk peretasan platform kripto dan membawa USD 400 juta untuk Korea Utara.
Menurut Chainaalysis, kelompok Lazarus bertanggung jawab atas 7 serangan peretasan selama tahun 2021 lalu.
Hal ini mengindikasikan bahwa Korea Utara juga memiliki jaringan cybercrime yang patut diwaspadai.
(*)