Kendati demikian, Neuberger tak memberikan bukti-bukti yang menunjukan potensi cyberattack Rusia.
Ia mengungkapkan bahwa potensi serangan siber Rusia diketahui dari beberapa persiapan intelijen Rusia.
"Tidak ada bukti serangan siber spesifik yang kami antisipasi," ujar Neruberger.
"Namun, ada beberapa aktivitas persiapan yang kami lihat, dan itulah yang kami bagikan dalam konteks rahasia dengan perusahaan yang mungkin saja akan terdampak," sambung Neuberger.
Baca Juga: AS Ajak China Bertemu di Roma, Ingin Adu Domba China-Rusia?
Saat ini, pihak Rusia masih belum menanggapi tuduhan Biden dan petinggi intelijen AS seputar isu cyberattack tersebut.
Tetap iktui Nextren untuk perkembangan informasi berikutnya.
(*)