Follow Us

facebookyoutube_channeltwitter

Sekjen PBB: Kemungkinan Krisis Ukraina-Rusia Bisa Jadi Perang Nuklir

Wahyu Subyanto - Rabu, 16 Maret 2022 | 10:57
Drone nuklir Poseidon milik Rusia
Defence Blog

Drone nuklir Poseidon milik Rusia

Sekjen PBB juga menuntut perlindungan fasilitas nuklir Ukraina, pasca serangan Rusia ke pembangkit nuklir di Ukraina.

Fasilitas nuklir itu seperti pelatihan di luar perimeter pabrik Zaporizhzhia di Ukraina timur yang terbakar karena pertempuran.

Untuk bantuan kemanusiaan bagi Ukraina, PBB mengarahkan $40 juta dari dana Tanggap Darurat Pusat.

Menurut Guterres, pendanaan ini untuk membantu mendapatkan pasokan penting makanan, air, obat-obatan dan bantuan penyelamatan nyawa lainnya ke negara serta memberikan bantuan tunai.

Setelah Rusia memulai serangan udara, laut, dan daratnya ke Ukraina selama empat hari, Presiden Rusia Vladimir Putin menempatkan pasukan pencegah nuklirnya dalam "siaga tinggi" untuk "tugas tempur rezim khusus".

Hal itu dikatakan Putin sebagai tanggapan atas upaya yang disebutnya agresi NATO.

Padahal baru pada Februari lalu, AS memperbarui Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (START), selama lima tahun lagi.

START adalah perjanjian pengendalian senjata nuklir dengan Rusia.

Baca Juga: 6 Negara Ini Menyimpan Bom Nuklir B61 Milik NATO, Rahasia yang Terungkap!

Dalam perjanjian bilateral itu, mereka akan mengurangi dan membatasi senjata pertahanan strategis, khususnya hulu ledak nuklir, rudal darat dan kapal selam, serta pesawat militer.

Sementara Presiden AS Biden sendiri menjawab bahwa orang Amerika tidak harus khawatir tentang kemungkinan konflik nuklir.

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x