Nextren.com - Sebuah utas di media sosial Twitter mengungkap bahwa Rusia menggunakan aplikasi untuk menentukan lokasi serangan ke Ukraina.
Negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin itu dikatakan pengguna aplikasi Premise sebagai strategi sederhana dalam proses penyerangannya.
Diketahui bahwa Premise merupakan aplikasi penghasil uang yang akan memberikan bayaran bagi para pengguna yang berhasil mengerjakan tugas-tugas.
"Tugas (tidak 100% yakin, tolong koreksi jika Anda tahu lebih banyak) adalah mengunjungi lokasi secara fisik, mengambil beberapa gambar, merekam lokasi, dan menjawab kuesioner," tulis akun @hiddenmakov dalam thread Twitter yang dibuatnya, Sabtu (26/2).
Menjawab tuduhan tersebut, aplikasi Premise langsung memberikan tanggapannya.
Dilansir dari Wall Street Journal, Minggu (27/2), aplikasi Premise sudah memastikan untuk cabut akses layanannya di Ukraina.
Langkah tersebut tidak lain karena adanya tuduhan kerjasama dengan Rusia yang dilakukan oleh Premise.
Perusahaan yang berbasis di Amerika itu menyatakan kalau pekerjannya di Ukraina adalah atas nama demokrasi Barat dan ingin memahami keadaan infrastruktur di negara tersebut.
"Sebelumnya hari ini, Premise diidentifikasi di pos media sosial sebagai alat yang digunakan oleh pasukan Rusia untuk menemukan target Ukraina," ucap Kepala Eksekutif Premise, Maury Blackman, dikutip dari Wall Street Journal.
Baca Juga: Bos Apple Siap Membantu Upaya Kemanusiaan di Ukraina
"Ini benar-benar salah," tegasnya.
Lebih lanjut, petinggi perusahaan tersebut juga menjelaskan bahwa Premise tidak ada kaitannya dengan Rusia.