Produsen pesawat terbang Airbus Industries mendaftarkan paten desain dan teknologi pesawat terbang yang sanggup mencapai hypersonic speed di angka Mach 4,5, empat kali lebih kencang dari kecepatan suara. Penerbangan dari kota London di Inggris ke kota New York di Amerika Serikat bisa ditempuh dalam waktu satu jam saja oleh pesawat ini. Padahal, pesawat jet komersil biasanya membutuhkan waktu tujuh atau delapan jam untuk menempuh rute yang sama. Pendaftaran paten tersebut dikutip Nextren dari Business Insider, Selasa (4/8/2015). Orang yang mengajukannya adalah Marco Prampolini dan Yohann Coraboeuf dari Airbus di kantor dagang dan hak paten AS.Oleh Airbus, teknologi tersebut diberi nama "ultra-rapid air vehicle and related method of aerial locomotion."Menurut penjelasan dalam paten, pesawat ini terdiri sebuah bagian badan (fuselage), sayap segitiga (delta wing) yang menempel di kedua sisi, serta sistem motor yang mampu mendorong pesawat di udara.
Tiga mesin berbeda
Jet hypersonic dalam paten Airbus menggunakan tiga mesin berbeda yang bekerja secara berurutan, yaitu mesin untuk terbang, untuk mendaki ke ketinggian jelajah, dan mesin yang mampu mendorong hingga kecepatan 3.000 mil per jam (setara 4.800 km per jam).Untuk mengangkasa, pesawat akan memanfaatkan sepasang mesin turbojet yang dipasang di bawah fuselage, serta motor roket yang dipasang di belakang.Setelah terbang, ia akan mendaki secara vertikal layaknya pesawat ulang-alik (space shuttle) milik NASA.Mesin turbojet akan dimatikan dan dimasukkan ke dalam perut pesawat sebelum mencapai kecepatan suara. Motor roket menjadi pendorong utama yang membawa pesawat ke ketinggian jelajah 100.000 kaki.Di ketinggian yang dianggap sebagai cruising altitude itu (ketinggian jelajah), sepasang mesin ramjet yang terletak di sayap akan mengambil alih propulsi dan membawa pesawat terbang dengan kecepatan hypersonic.Sebagai sumber bahan bakar, Airbus berencana menggunakan berbagai macam campuran hidrogen yang disimpan di badan pesawat.
Selain dibuat untuk pesawat sipil, Airbus berharap teknologi tersebut juga bisa dipakai di industri militer. Sayang, masih belum ada informasi soal kapan pesawat hypersonic dalam paten ini bakal terwujud dalam bentuk produk jadi.