Terlihat fokus sutradara Matthew Vaughn lebih ke arah sejarah peperangan yang memang nantinya berkaitan dengan terbentuknya agensi Kingsman.
Senangnya selama menonton, efek CGI dari film lebih membaik dibanding film pertama dan ada beberapa latar tempat yang sempat tidak terduga oleh Nextren.
Dan sepertinya memang sengaja dibuat seperti itu, agar rasa penasaran penonton tidak hilang hingga akhir film.
Baca Juga: The Witcher Season 2 Review, Kembalinya Geralt di Serial Netflix
Meski The King's Man merupakan film aksi, tidak semua alur cerita berfokus dengan perang sehingga bisa membuat penonton rehat dari tegangnya pertempuran di dalam film.
Ada beberapa plot twist yang diberikan oleh penulis naskah, Vaughn dan Karl Gajdusek. Tetapi tidak semuanya terasa mengejutkan.
Sehingga bisa dibilang, film The King's Man ingin menampilkan sejarah terbentuknya Kingsman yang harus dimulai dari perang antar kerajaan dengan ala Kingsman atau kesan modern.
Bila ditelisik lebih lanjut pun, sejarah terbentuknya pertama kali Kingsman cukup mendekati realita sehingga film tidak terasa dilebih-lebihkan.
Acting dariRalph Fiennes, Gemma Arterton, Rhys Ifans, Matthew Goode, dsb sangatlah baik, serta naskah yang dibuat, bisa membuat penonton terbawa emosi seperti kesal dan tertawa--ya ada beberapa humor yang cukup menghibur.
Kesimpulannya, The King's Man dikemas dengan naskah dan alur cerita yang menarik meski ada beberapa hal yang sempat terasa terburu-buru.
Yaitu mengenai sejarah peperangan yang mungkin agak terasa membingungkan jika penonton tidak mengikut sejarah perang dunia I.