Nextren.com –Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong pemerataan kawasan wisata di Tanah Air. Melaluiprogram tersebut Kemenparekraf menetapkan 10 destinasi pariwisata prioritas yang akandiubahmenjadi “Bali Baru”.
Adapun kawasan tersebut adalah Tanjung Kelayang di Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB), Pulau Morotai di Maluku Utara, Danau Toba di Sumatera Utara (Sumut), dan Wakatobi di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Kemudian, Borobudur di Jawa Tengah (Jateng), Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur (Jatim), Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT), Likupang di Sulawesi Utara, dan Raja Ampat di Papua Barat.
Demi mendukung pengembangannya, Gerakan MenujuSmartCity2021 yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berfokus pada kabupaten/kota yang ada di kawasan pariwisata tersebut.
Alasan lainnya, adalah mendukung bangkitnya sektor pariwisata Indonesia yang mengalami dampak pandemi Covid-19 paling parah.
Baca Juga: Bukan Trofi, 'Man of The Match' Piala AFF 2020 Justru dapat HP OPPO
Sebagai informasi, menurut data Kemenparekraf yang dikutip dari lamankemenparekraf.go.id, Indonesia mengalami penurunan jumlah wisatawan mancanegara hingga 75 persen pada 2020
Hal itu berdampak bagi para pelaku industri wisata. Setidaknya, terdapat 12,9 juta tenaga kerja di industri wisata yang mengalami pengurangan jam kerja.
Situasi pandemiyang perlahan mulai membaik menjadi momentum untuk membangkitkan kembali industri pariwisata di Indonesia.Dengan pendekatansmartcity, destinasi-destinasi prioritas tersebut akan berkembang dan bersaing.
Selain itu, sektor pariwisata memiliki keterkaitan erat dengan enam pilarsmartcity, yaknismarteconomy,smartinfrastructure,smartgovernance,smartenvironment,smartpeople, dansmartliving.
Pada pelaksanaan program, pemerintah kabupaten/kota yang menjadi peserta didorong untuk membuat rencana induk (masterplan) pembangunan berbasissmartcity. Pembuatanmasterplandidampingi oleh akademisi dan praktisismartcity.
Selain itu,masterplanjuga disesuaikan dengan kebutuhan, tantangan, dan potensi setiap kabupaten/kota. Dengan demikian, rancangan relevan dengan kondisi di lapangan.Masterplantersebut juga harus disusun untuk periode 5-10 tahun ke depan dan sesuai dengan enam pilarsmartcity.