Follow Us

Rudal Hipersonik Canggih Rusia dan China Jadi Mimpi buruk Eropa

None - Selasa, 29 Desember 2020 | 17:02
Jet tempur Mikoyan MiG-31 membawa rudal penjelajah Kinzhal yang diklaim merupakan senjata hipersonik Rusia.
(TASS/Alexei Nikolsk)

Jet tempur Mikoyan MiG-31 membawa rudal penjelajah Kinzhal yang diklaim merupakan senjata hipersonik Rusia.

Anggota Dewan Negara China dan Menteri Luar Negeri Wang Yi mengatakan kepada media pemerintah China, The Global Times, hubungan Beijing dengan Moskow harus lebih stabil karena dunia menjadi "lebih bergolak".

Dia juga menyerang AS karena penindasan terhadap China dan Rusia, setelah panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.

"AS masih memegang tongkat sanksi sepihak dan bertentangan dengan tren zaman, dan hanya akan meninggalkan catatan yang lebih memalukan di dunia," jelas Wang seperti yang dikutip Express.co.uk.

Pada 22 Desember, China dan Rusia mengadakan patroli udara bersama di Laut Jepang dan Laut China Timur.

China mengirim empat pembom strategis H-6K berkemampuan nuklir "untuk membentuk formasi bersama" dengan dua pembom Tu-95 Rusia yang terkenal.

Tujuannya untuk melakukan patroli bersama sebagai "bagian dari rencana kerja sama militer tahunan" antara kedua negara.

Baca Juga: Pasca Iran Serang Pertahanan Amerika Serikat, Harga Bitcoin Meroket

Pengumuman dari menteri pertahanan China dan Rusia menjelang latihan mengatakan latihan itu bertujuan untuk lebih mengembangkan kemitraan strategis komprehensif China-Rusia di era baru.

Selain itu juga untuk meningkatkan tingkat koordinasi strategis kedua militer dan kemampuan operasional bersama-sama serta menjaga stabilitas strategis global.

The Global Times mengutip pakar China yang mengatakan latihan itu akan menjadi "rutinitas" di masa depan.

Artikel ini tayang di kontan.co.id, dengan judul : Mimpi buruk Eropa: Rusia dan China kembangkan rudal hipersonik

Editor : Nextren

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest