Nextren.com - Pasca keluarnya lisensi untuk menggelar jaringan 5G untuk smartfren, Telkomsel dn Tri, ada kabar besar ramai terdengar.
Kabar itu adalah rencana merger antar operator yang sebenarnya sudah mulai dibicarakan sejak beberapa tahun lalu, saat Menkominfo masih dijabat oleh Rudiantara.
Indonesia memang dianggap terlalu banyak operator, yaitu Telkomsel, XL Axiata, Indosat Ooredoo, Tri, smartren, dan Net1 (Sampoerna Telekomunikasi).
Hal ini membuat frekuensi yang terbatas tidak bisa dipakai secara optimal karena harus dipecah-pecah menjadi banyak bagian.
Baca Juga: Persaingan Kian Sengit, OVO dan DANA Sepakat Merger untuk Saingi GoPay
Kabar terbaru, perusahaan telekomunikasi asal Hong Kong, CK Hutchison Holding Ltd yang memiliki Tri Indonesia, dikabarkan tengah merundingkan rencana merger dengan PT Indosat Tbk, yang dimiliki oleh perusahaan Qatar, Ooredoo QPSC.
Menurut sumber yang akrab dengan isu ini, merger akan menyodorkan penawaran dalam bentuk tunai dan saham.
Kedua perusahaan tersebut rencananya akan menjadi pemegang saham mayoritas pada entitas baru yang akan terbentuk nanti. Dilaporkan Bloomberg, pengumuman merger akan segera dilakukan pekan ini.
Namun, kepastian struktur perjanjian belum selesai, sementara negosiasi masih bisa ditunda atau bahkan batal.
Perwakilan CK Hutchison maupun Ooredoo masih belum memberikan tanggapan.
Tahun lalu, CK Hutchison juga dikabarkan mendekati Axiata Group Bhd, pemilik entitas PT XL Axiata untuk potensi merger di Indonesia.
Namun tidak ada kabar terbaru mengenai kelanjutan rencana merger tersebut hingga sekarang.