Pihak perusahaan pun menyatakan tidak menyadari bahwa setiap peserta telah diidentifikasi melalui data yang diakses.
Meski begitu, sejumlah ahli pun menilai bahwa sebenarnya ada yang lebih mengkhawatirkan dengan adanya serangan siber ini, yaitu data pribadi.
Baca Juga: Virus Corona Jadi Topik Hits di Google Year in Search 2020, Terbanyak Dicari Pengguna
Sebab bisa saja dokumen-dokumen yang berhasil dihack adalah sesuatu yang penting untuk negara atau perusahaan lain yang ingin melakukan kerjasama dengan EMA.
Lalu bagaimana sikap EMA terkait peretasan ini?
Menurut sumber Axios, EMA sekarang sedang berusaha untuk menyelidiki terhadap serangan siber yang terjadi.
EMA juga menyebut kalau pihaknya membutuhkan waktu untuk lebih terbuka mengenai detil serangan yang terjadi.
Jadi sejauh ini EMA berusaha untuk meyakinkan publik bahwa insiden serangan siber itu tidak berdampak besar pada daftar calon penerima vaksin yang sudah didata.
(*)