Nextren.com - Konflik politik yang masih memanas di perbatasan India- China berdampak pada iklim investasi di kedua negara tersebut.
India dikabarkan mempersulit para investor China, dan menutup pintu untuk perusahaan modal ventura ( venture capital) yang ingin menanamkan modalnya ke perusahaan India.
Walhasil, para investor mengalihkan investasinya ke Indonesia.
Salah satunya adalah perusahaan modal ventura Shunwei Captial, yang didirikan oleh pendiri Xiaomi, Lei Jun dan Tuck Lye Koh.
Baca Juga: Meningkatnya Biaya Tenaga Kerja, Samsung Tutup Pabrik Komputer di Cina
Shunwei Capital saat ini mengoperasionalkan dana sebesar 3 miliar dollar AS atau sekitar Rp 42,3 triliun (kurs rupiah saat berita ditulis).
Tuck Lye Koh, co-founder Shunwei, mengatakan akan mencari beberapa kesepakatan investasi baru di Indonesia mulai saat ini.
Perusahaan tidak akan membuat investasi baru di India, dan hanya akan menjaga portofolio investasi yang sudah ada.
Shunwei Capital sendiri sudah beberapa kali mengucurkan dana untuk startup di Indonesia, seperti Evermos yang bergerak di bidang e-commerce dan Pahamify yang fokus di bidang edu tech.
Selain Shunwei Capital, BAce Capital yang disokong Ant Group yang dibentuk pendiri Alibaba Group, Jack Ma, juga melakukan langkah yang sama.
Namun, salah satu sumber yang familiar dengan isu ini mengatakan bahwa BAce Capital tidak akan terlalu aktif menanamkan investasi di Indonesia, karena pasar yang dinilai kurang berkembang.
Perusahaan modal ventura lain yang tidak disebutkan namanya, juga mengatakan bahwa Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang memerlukan perhatian serius setelah India ditutup dari sokongan investasi pemodal asal China.