1. Menjelang Tahun Baru Imlek
Berbanding terbalik dengan saham, menjelang libur panjang dan hari besar keagamaan, nilai tukar Cryptocurrency akan turun.
Ini terjadi karena Cryptocurrency yang digunakan sebagai mata uang dalam transaksi. Atau dengan kata lain, orang-orang menggunakan Bitcoin dan sejenisnya untuk berbelanja.
Menurut data yang ada, kebanyakan pemain Cryptocurrency berasal dari Asia, seperti Tiongkok dan Korea Selatan.
Berhubung sebentar lagi akan ada hari besar keagamaan yang banyak dirayakan oleh orang-orang di Asia, yaitu Tahun Baru Imlek, maka jutaan orang di Asia banyak melakukan transaksi dengan Cryptocurrency.
Hal ini membuat coin Cryptocurrency tersebut beredar di pasaran sehingga nilainya menjadi turun karena mudah didapat.
Namun berbeda dengan harga saham, Cryptocurrency lebih mirip dengan hasil tambang seperti logam mulia, di mana harganya bisa kembali naik tanpa diduga. Tergantung dari seberapa banyak transaksi yang menggunakannya.
(BACA:Spesifikasi Sony Xperia Z5 Premium, Snapdragon 810 dan Layar Keren)
2. Peraturan baru di Jerman
Sedangkan untuk pasar Eropa, turunnya Cryptocurrency lebih banyak akibat peraturan baru yang akan digulirkan di Jerman.
Jerman sebagai salah satu negara terkuat di Eropa, terutama setelah Inggris keluar dari Uni Eropa, akan mengeluarkan kebijakan terkait Cryptocurrency.