Follow Us

China Siap Serang Taiwan Habis-habisan: Siapkan Drone, Pasukan Khusus dan Pasukan Udara

None - Selasa, 13 Oktober 2020 | 19:48
Senjata militer China
Reuters

Senjata militer China

Nextren.com - China ternyata tidak main-main dengan ancamannya yang akan menggunakan kekuatan militer terhadap Taiwan, jika pulau bersistem demokrasi tersebut tidak mau tunduk di bawah kekuasaannya.

Pada Sabtu (10/10) kemarin, China menggelar simulasi serangan habis-habisan terhadap Taiwan.

Dalam simulasi perang itu, militer China menggunakan drone, pasukan khusus dan pasukan udara secara bertahap untuk mempersiapkan invasi besar kepada Taiwan.

Latihan mengerikan itu dilaporkan oleh CCTV, media siaran dari pemerintah China. Hal itu menjadi pertanda untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir, karena sebuah media resmi pemerintah mau memberi tahu semua pihak tentang persiapan mereka untuk menyerang negara Taiwan.

Baca Juga: Salah Satu Pendiri OnePlus Keluar Dari Perusahaan, Ini Alasannya

Baca Juga: Video Unboxing Xbox Series X Bocor di Media Sosial, Apa Saja Isinya?

"Hal ini menandai tindakan agresi terbaru dari Beijing di Laut China Selatan, untuk melanjutkan peningkatan kehadiran angkatan laut dari China di perairan sengketa," tulis berita tersebut seperti dilansir Express.co.uk Selasa (13/10).

Simulasi serangan dilakukan pada Hari Nasional Taiwan, dengan latihan dimulai pada malam hari.

Laporan CCTV tersebut merinci bagaimana pasukan China masuk dari berbagai lokasi, untuk menunjukkan kesiapan mereka untuk melakukan invasi.

Laporan tersebut menambahkan: "Latihan tersebut, dengan integrasi efektif dari beberapa kekuatan tempur baru, akan meningkatkan kemampuan tempur sebenarnya dari pasukan China dalam pendaratan bersama dan serangan tiga dimensi."

Beijing telah meningkatkan latihan militernya, karena memandang Taiwan sebagai bagian dari China daratan, dan ingin menyatukan kembali negara-negara itu dengan cara apa pun.

Sementara saat China melakukan latihan tersebut, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mendesak Beijing untuk melakukan "dialog yang berarti".

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya

Latest