Follow Us

Rapid Test Covid-19 dari WHO Ini Bisa Deteksi Dalam 15 menit Tanpa Perlu Lab

None - Kamis, 01 Oktober 2020 | 19:15
Petugas menunjukkan alat tes cepat (rapid test) COVID-19 saat akan menguji petugas penjaga ruang perawatan di Rumah Isolasi Rumah Dinas Wali Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (30/3/2020)
Antara

Petugas menunjukkan alat tes cepat (rapid test) COVID-19 saat akan menguji petugas penjaga ruang perawatan di Rumah Isolasi Rumah Dinas Wali Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (30/3/2020)

Nextren.com - Sekitar 120 juta alat tes diagnostik cepat untuk virus corona akan tersedia untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Tidak hanya itu, harga alat ini pun dibanderol dengan sangat murah, yakni US$ 5 atau setara Rp 75.000 (kurs Rp 14.900).

Melansir Reuters, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ketersediaan alat pengujian cepat yang lebih luas, andal dan murah akan membantu 133 negara untuk melacak infeksi dan menahan penyebaran, dan menutup kesenjangan dengan negara kaya.

Baca Juga: Karakter Muslim Pertama Marvel di Disney Plus Diperankan Iman Vellani Sebagai Ms. Marvel

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, pabrikan Abbott ABT.N dan SD Biosensor telah sepakat bekerja sama dengan Bill & Melinda Gates Foundation untuk memproduksi 120 juta alat tes diagnostik Covid-19 cepat yang baru, sangat portabel dan mudah digunakan ini.

Bahkan alat ini dijanjikan akan tersedia dalam jangka waktu enam bulan.

Reuters memberitakan, Tedros mengatakan pada konferensi pers di Jenewa bahwa alat tes tersebut saat ini dihargai maksimal US$ 5.

Namun, diharapkan harganya bisa lebih murah.

Baca Juga: Inilah Cara Kepala Produk Tokopedia Perjuangkan Seller di Tengah Pandemi

“Ini akan memungkinkan perluasan pengujian, terutama di daerah yang sulit dijangkau yang tidak memiliki fasilitas laboratorium atau petugas kesehatan yang cukup terlatih untuk melakukan pengujian."

"Ini adalah tambahan penting untuk kapasitas pengujian dan terutama penting di area transmisi tinggi," kata Tedros seperti yang dikutip Reuters.

Catharina Boehme, kepala eksekutif dari Foundation for Innovative New Diagnostics (FIND), sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Jenewa dalam proyek tersebut, mengatakan kesepakatan itu adalah "tonggak utama".

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya

Latest