Stefanie Brendl, pendiri dan direktur eksekutif Shark Allies, mengatakan bahwa memanen sesuatu dari hewan liar tidak akan pernah berkelanjutan, terutama jika itu adalah predator teratas yang tidak berkembang biak dalam jumlah besar.
"Ada begitu banyak yang tidak diketahui tentang seberapa besar dan berapa lama pandemi ini akan berlangsung."
"Lalu berapa banyak versinya yang harus kita lalui. Sehingga jika kita terus menggunakan hiu, maka jumlah hiu yang diambil untuk produk ini bisa sangat tinggi, tahun demi tahun," ujar Stefanie .
Menurut perkiraan para pecinta lingkungan, sekitar tiga juta ikan hiu dibunuh setiap tahun untuk mendapatkan squalene, bahan yang juga digunakan dalam kosmetik dan oli mesin.
Baca Juga: Indofarma Segera Impor Rapid Test Laser Berbasis Artificial Intelligence dari Uni Emirat Arab
Tentu muncul kekhawatiran bahwa peningkatan permintaan minyak hati ikan hitu yang tiba-tiba, dapat mengancam populasinya.
Bahkan kita akan melihat lebih banyak spesies terancam punah, karena banyak spesies yang kaya squalene, seperti hiu gulper, sudah dalam kondisi rentan.