Johnny pun mengakui kalau program tersebut memang mengikutsertakan influencer di dalamnya.
Namun Menkominfo menjelaskan, "Program coaching clinic school of influencer Kominfo itu bukan untuk membiayai influencer tetapi pelatihan bagi yang berminat berprofesi sebagai influencer," seperti yang dikutip dari Kompas.
Baca Juga: Surat Bebas Covid Dijual Rp 70 Ribu di E-Commerce, Kominfo Bakal Tindak Tegas
Lebih lanjut, menteri Johnny menegaskan kalau coaching clinic dibuat supaya para peserta memiliki kemampuan sebagai influencer yang baik.
Hal itu dikarenakan pihak Menkominfo ingin membuat influencer Indonesia memiliki literasi digital yang baik.
Dengan begitu, transformasi digital bisa tercapai sebagaimana mestinya.
Baca Juga: Kominfo RI Akan Beli Mesin Rp 1 Triliun Untuk Blokir Situs Judi dan Porno Tanpa Libatkan Operator
"Kominfo melibatkan banyak lembaga swadaya maupun organisasi kemasyarakatan untuk mendukung kegiatan literasi digital," ucap Johnny.
Johnny memang tidak menjelas secara rinci besaran anggaran yang dikeluarkan untuk program ini.
Namun ia menegaskan kalau anggaran yang dialokasikan untuk program tersebut tidak sebesar yang diisebutkan oleh ICW yakni Rp 10,83 Miliar untuk kementeriannya.
(*)