Follow Us

Tuduh China Curi Data, Ternyata AS Sendiri Melacak Data Pengguna 500 Aplikasi Smartphone

Zihan Fajrin - Senin, 10 Agustus 2020 | 10:10
Ilustrasi Aplikasi smartphone.
Gizmochina

Ilustrasi Aplikasi smartphone.

Nextren.com - Bila berbicara soal aplikasi, aplikasi Cina sudah dipandang berbahaya dengan adanya informasi dari Amerika Serikat atau India.

Tak hanya aplikasi, Huawei, TikTok WeChat dianggap dapat mentransfer data warga AS ke pemerintah.

Mungkin bila pemerintah AS memata-matai warganya sendiri merupakan masalah yang tidak besar.

Namun, laporan dari Wall Street Journal sedikit berbeda.

Baca Juga: Tampilan Baru Gmail Terasa Aneh Karena Google Meet? Ini Cara Menghilangkannya

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa pemerintah AS memiliki kontraktor yang menyematkan software pelacakan lebih dari 500 aplikasi seluler yang digunakan oleh warga AS.

Kontraktor tersebut bernama Anomaly Six LLC dan berbasis di Virginia.

Menurut laporan juga, kontraktor membayar pengembang aplikasi seluler untuk menyertakan kode pelacakan yang dikembangkan sendiri dalam aplikasi mereka.

Pelacak kemudian mengumpulkan data anonim dari smartphone yang menjalankan aplikasi tersebut.

Baca Juga: Diblokir Pemerintah, Xiaomi Akan Hadirkan MIUI Versi Terbaru di India Tanpa Aplikasi Cina

Dari pelacak berlanjut ke Anomaly Six yang kemudian mengumpulkan data yang sudah terkumpul dan menjualnya ke pemerintah AS.

Jika yang membawa kode pelacakan itu aplikasi Cina, mungkin internet bakal ramai saat ini.

Source : Gizmochina

Editor : Nextren

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest