Nextren.com - Setelah dikerjakan selama lebih kurang tiga tahun, pengembang lisensi format multimedia asal Jerman, Fraunhofer Heinrich Hertz Institute (HHI), akhirnya mengumumkan standar video ( codec) teranyarnya.
Codec tersebut diberi nama H.266/Versatile Video Coding (VCC) dan merupakan penerus dari standar video H.265/High Efficiency Video Coding (HEVC) yang diperkenalkan 2017 lalu.
H.266 diklaim mampu memangkas besar ukuran file video hingga 50 persen dibanding pendahulunya.
Meski dipangkas, kualitas video tersebut diklaim bakal tetap terjaga.
Baca Juga: Spotify Akan Hadirkan Integritas Video, Saingi YouTube Music?
Misalnya, jika sebuah video di internet yang mengandalkan format H.265/HEVC berukuran 10 GB, maka H.266/VVC bisa menekan ukuran file video tersebut menjadi 5 GB tanpa mengurangi kualitasnya.
Dengan demikian, pengguna bisa tetap menonton video dengan kualitas yang sama, tapi hanya membutuhkan kuota data sebesar setengah dari sebelumnya.
Tidak dijelaskan secara detail bagaimana sebenarnya proses di balik teknologi penghematan file video tersebut.
Yang jelas, codec ini mendukung video dengan resolusi yang beragam, mulai dari SD, HD, 4K, hingga 8K.
Baca Juga: Tren Iklan Video Vertikal Naik 300 Persen, Ternyata Ini Penyebabnya
Di luar video standar, H.266/ VCC juga bisa menekan ukuran file video dengan format HDR dan video 360 derajat dengan resolusi yang sama.
Nah, seperti yang sudah-sudah, standar video H.266/VCC ini nantinya akan berbentuk sebagai lisensi dan bakal diawasi dalam aturan main paten yang disebut FRAND (fair, reasonable and non-discriminatory).