Sebuah studi yang dipublikasikan pertengahan Maret lalu menemukan virus corona baru dapat bertahan dalam tetesan pernapasan mikroskopis berdiameter sekitar 2,5 mikron, bahkan lebih kecil dan bisa bertahan hingga 3 jam.
Sementara itu, peneliti Harvard, Allen dan Linsey Marr, profesor teknik sipil dan lingkungan di Virginia Tech menerbitkan makalah yang mengungkap peran partikel udara yang lebih kecil dalam penyebaran virus corona penyebab Covid-19.
Baca Juga: Menteri Keuangan Sri Mulyani Kerja Nyaris 24 Jam Sehari Gara-gara Work From Home
Mereka mengatakan tidak mungkin bagi seseorang untuk melepaskan tetesan besar (> 5 mikron) tanpa melepaskan yang lebih kecil.
Marr menemukan virus flu bisa melayang di udara dalam tetesan mikroskopis selama satu jam atau lebih, untuk menjelaskannya dia menggunakan rokok untuk menunjukkan bagaimana virus menyebar.
"Partikel mikroskopis kecil yang disebut aerosol berperilaku seperti asap rokok. Jadi mereka akan lebih terkonsentrasi lebih dekat dengan perokok yang mungkin terinfeksi."
"Ketika Anda semakin jauh, maka paparannya akkan jauh lebih sedikit," jelas Marr.
Baca Juga: Menurut Riset Golongan darah O Lebih Tahan Serangan Corona, Golongan Darah A Lebih Rentan
Masker kain perlu dilapisi filter
Pakar penyakit menular William Schaffner, profesor kedokteran pencegahan dan penyakit menular di Vanderbilt University School of Medicine di Nashville sepakat dengan CDC, bahwa sebagian besar penularan Covid-19 terjadi dalam jarak 3-6 kaki (90 cm - 180 cm) dari orang yang terinfeksi.
Namun, apakah ada jalan lain di mana virus bisa menjadi aerosol dan menyebar di udara?
Schaffner mengakui potensi itu ada, jika penyelidikan kesehatan masyarakat di masa depan menemukan peristiwa penularan aerosol ini lebih umum daripada yang diperkirakan saat ini, maka dapat mengubah prioritas.