Dengan adanya hasil tersebut, para peneliti hingga saat ini masih belum bisa menetapkan secara langsung apakah Instagram benar-benar mengajak penggunanya untuk melihat konten-konten seperti itu.
Pasalnya, menurut algoritma Instagram, postingan yang kerap dilihat oleh pengguna di eksplor bisa terjadi karena banyaknya juga pengikut yang mengakses atau mengunjungi foto tersebut.
Reporter Alogorithm Watch, Nicholas Kayser-Bill menilai bahwa sebagian pengguna Instagram saat ini banyak yang menggunakannya sebagai platform semi porno yang akhirnya dihimpun oleh sistem algoritma di aplikasi.
Baca Juga: Pengguna Instagram Kini Dilarang Asal Menyisipkan Konten Orang Lain, Ini Awal Mulanya
Tanggapan Facebook
Menanggapi hal tersebut, pihak Facebook sebagai pemilik Instagram menyanggah kabar yang disampaikan oleh para peneliti.
Perusahaan menyatakan kalau peneliti tersebut salah paham dengan sistem kerja yang ada di platform Instagram.
"Kami memberi peringkat pada unggahan di timeline anda berdasarkan konten dan akun yang menunjukkan minat anda," kata seorang jubir Facebook, dikutip dari Business Insider.
Ia menambahkan kalau algoritma tersebut tidak terjadi karena faktor seperti postingan berpakaian bikini.
(*)