Nextren.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI) melakukan berbagai kegiatan riset yang berkaitan dengan penanganan Covid-19 di Indonesia.
Mulai dari pengembangan obat herbal, alat tes virus, alat sterilisasi barang, hingga teknologi bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"LIPI masuk dalam konsorsium gugus tugas untuk riset Covid-19, baik itu di level pencegahan maupun penanganannya," ujar Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr. Laksana Tri Handoko dalam webinar Covid-19, Peneliti, dan Dokter, Senin (18/5/2020).
Dia menjelaskan, ada 10 kegiatan riset yang tengah di lakukan LIPI terkait Covid-19.
Salah satunya, pengembangan penggunaan tanaman herbal Indonesia sebagai anti virus dan peningkatan sistem imun tubuh.
Terdapat 4 produk immunomodulator yang dikembangkan, yakni jambu merah, propolis, kombinasi daun ketepeng badak, benalu, serta kombinasi jahe merah, cordizept, meniran, yang akan dilakukan uji klinis akhir bulan ini.
LIPI juga mengembangkan alat tes diagnostik cepat berbasis polymerase chain reaction (PCR), sebuah alat uji untuk mendeteksi apakah seseorang terindikasi penularan Covid-19 atau tidak.
Selain itu juga dikembangkan antibodi berbahan lokal.
Kaji cepat sosial humaniora turut dilakukan LIPI.
Baik itu terkait keterbukaan informasi mengenai Covid-19, mobilitas mudik dan karantina wilayah, dampak ekonomi dan tenaga kerja, hingga evaluasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
LIPI juga turut melakukan pengurutan genom virus atau whole genome sequencing (WGS) dan pengembangan vaksin rekombinan.
Selain itu, dikembangkan juga alat sterilisasi berbasis UV-C dan ozon nanomist dengan target pengujian pada Agustus 2020.
Serta pengembangan bahan masker dan alat pelindung diri (APD) berbasis nanomaterial lokal, yang ditargetkan sertifikasi pada Oktober 2020.
Pengembangan alat kesehatan pendukung seperti ventilator, serta gelang kontrol mobilitas orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) turut dikembangkan oleh LIPI.
Lembaga ini juga mengembangkan teknologi informasi dan big data yang berkaitan dengan studi epidemiologi dan aplikasi social sensing.
Pelatihan personil sebagai operator fasilitas BSL (biosafety level) dan pelaksana WGS juga dilakukan sejak wabah virus corona mulai ditemukan di Indonesia.
"Ini sangat penting karena kita tidak hanya memerlukan alat, tapi juga perlu personil yang memadai untuk lakukan uji sesuai dengan standar dan prosedur yang baku," kata Laksana.
Selain itu, LIPI juga menyediakan formula pembuatan handsanitizer dan disinfektan sesuai standar WHO.
Juga dilakukan solusi teknologi bagi UMKM untuk mengatasi dampak ekonomi.
Pendampingan UMKM dalam hal diversifikasi produk ke bentuk minuman, food bar, dan mie, serta pengemasan produk ke bentuk kaleng dan pouch.
"Khususnya UMKM yang terkait dengan pangan lokal, itu bagaiman untuk tetap bisa berjualan dan menjadikan ini momentum untuk perbesar pasar," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bantu Lawan Corona, LIPI Kembangkan Obat Herbal dan Alat Tes Covid-19"Penulis : Yohana Artha Uly