NexTren.com - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mengharuskan semua aktivitas untuk dilakukan di rumah saja. Selama masa ini ada beberapa aktivitas rutin yang cara dan polanya harus berubah. Salah satunya belanja kebutuhan harian.
Jika dulu bebas melenggang ke pusat perbelanjaan atau supermarket untuk belanja, kini ragam persiapan harus dilakukan.
Masker dan hand sanitizer harus disiapkan. Perjalanan harus dilakukan dengan kendaraan pribadi supaya aman. Anda pun tidak boleh berlama-lama. Belanja harus dilakukan dengan efisien.
Oleh sebab itu daripada repot, berbelanja di e-commerce menjadi pilihan untuk membeli kebutuhan harian, belanja untuk menghibur diri, hingga membayar listrik, beli pulsa, dan sebagainya.
Baca Juga: Pemerintah Jalin Kerja Sama Dengan Lazada Berdayakan Pengusaha UMKM
Tidak perlu keluar rumah. Hanya perlu koneksi internet, laptop, atau ponsel. Pembayaran dilakukan secara online juga dan tinggal tunggu pesanan sampai.
Namun, meski mudah dan praktis, bukan berarti belanja online tidak memiliki risiko. Beberapa minggu terakhir, isu peretasan data pribadi di situs e-commerce menjadi perhatian masyarakat. Menjadikan semua orang ketakutan dan ragu berbelanja online.
Akun e-commerce memang menyimpan banyak data pribadi yang sensitif. Sebelum bisa melakukan transaksi jual beli secara online, pengguna diwajibkan mendaftar dan mengisi data diri mulai dari nama, alamat email, nomor ponsel hingga alamat rumah secara benar.
Pada laman pembayaran kita biasa memasukkan nomor kartu kredit atau debit untuk melakukan pembayaran. Ada juga yang mewajibkan pengguna menyerahkan data diri berupa foto Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Baca Juga: Ini Spesifikasi Samsung Galaxy M21, Akan Hadir 18 Mei di Lazada
Kebocoran data pribadi ini punya banyak risiko. Apa saja?