Nextren.com - Google merupakan salah satu perusahaan yang aktif dalam menangani keamanan di internet.
Dalam kasus pandemi saja, upaya-upaya telah dilakukan oleh perusahaan asal Amerika Serikat tersebut.
Salah satunya saja adalah peringatan untuk informasi terkait COVID-19 yang dibuat oleh situs ataupun lembaga yang tidak terpercaya.
Hal itu dilakukan untuk mengurangi tingkat disinformasi kepada masyarakat dunia.
Baca Juga: 5 Cara Amankan Akun Facebook Kamu Dari Hacker, Cegah Data Dicuri!
Kali ini, diketahui bahwa para peneliti Google sedang meningkatkan kemampuan pengamanan aplikasi yang ada di Google Play Store.
Tahun lalu, pihak keamanan Google telah menghapus 813 aplikasi yang diduga mengandung creepware.
Creepware adalah salah satu tindak kejahatan siber seperti stalkerware yang biasa digunakan untuk pengintaian.
Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh para mahasiswa dan peniliti di NYU, Cornell Tech, dan NortonLifeLock.
Melansir dari TechRadar, creepware tidak sepenuhnya memiliki fitur yang bisa digunakan untuk memata-matai pengguna.
Namun, creepware dapat digunakan untuk menguntit, melecehkan, menipu, atau mengancam orang lain secara online.
Untuk mengidentifikasi creepware, para peneiliti mengembangkan sebuah algoritma bernama CreepRank, yang bisa mengenali jenis-jenis aplikasi dengan menetapkan skor creepnya masing-masing.
Jadi, CreepRank memiliki fungsi untuk mengidentifikasi aplikasi-aplikasi yang memiliki kemampuan seperti mengekstrak SMS pengguna ataupun melacak lokasi.
Baca Juga: Ini Tanda WhatsApp Sudah Dibajak, Jangan Klik OK Saat Muncul Notifikasi Seperti Ini
Pada masa percobaannya, para peneliti ini menggunakan 1.000 aplikasi yang dipilih berdasarkan skor creep yang mereka miliki.
Dari jumlah tersebut diketahui bahwa ada sekitar 857 aplikasi smartphone yang saat ini memilki tindakan creepware.
Parahnya, ditemukan juga beberapa aplikasi yang malah mengiklankan tindakan creepware di dalam layanannya.
Baca Juga: 3 Istilah Hacking yang Sering Dilakukan Oleh Peretas dan Solusinya
Makabagikamu pengguna smartphone, sebaiknya lebih berhati-hati lagi dalam memilih aplikasi.
Sebab disaat seperti ini, kejahatan siber dengan metode baru kemungkinan akan besar banyak bermunculan.
Tidak menutup kemungkinan bahwa nantinya akan ada serangan yang lebih "tidak terlihat" lagi dibandingkan creepware tersebut.
(*)