Konten pendidikan terbatas menurut Hasan yang merupakan konten digital, bila diperkirakan hanya sekitar 4 persen.
Hasan juga mengingatkan untuk peserta Akademi Edukreator nantinya tidak hanya menghadirkan konten berkualitas namun juga harus menghormati etnik dan menaati norma yang merupakan budaya Indonesia.
Kok Bisa pun memilih Youtube karena platform tersebut telah menjadi tempat bagi dunia berkumpul untuk belajar.
Baca Juga: Perjalanan Baim Wong Sebagai YouTuber dan Dipuji Bos YouTube Global
Gerald Bastian, Co-Founder Kok Bisa, mengumumkan nantinya program Akademi Edukreator akan dibuka 6 Mei besok lewat Live Streaming diskusi publik di channel Youtube Kok Bisa?, Kemendikbud RI dan Televisi Edukasi.
Peserta yang mendaftar lewat website akademiedukrator.com nantinya akan diberikan pengetahuan seputar menulis skrip, riset, animasi hingga monetisasi.
Ilmu tentang riset nantinya akan diberikan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang dikatakan penting untuk dipelajari oleh Edukreator.
Program Akademi Edukreator pun diperkirakan akan berjalan bulan Juni nanti dan berakhir dengan apresiasi di bulan November.
Baca Juga: Foto Video di Facebook Terlalu Banyak, Bisa Backup ke Google Photos
Berdasarkan riset dari Google secara global, rata-rata penayangan harian video dengan kata kuncibelajar dari rumah dalam judul di YouTube meningkat lebih dari 120% sejak 13 Maret 2020, bila dibandingkan dengan penayangan harian rata-rata untuk sisa tahun ini.
Adapun sejak Januari, penayangan video yang berisi kata kunci Belajar Sama Saya dalam judul juga 50% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Publik juga dapat mengakses sederetan konten Belajar #SamaSaya di kanal Youtube Indonesia untuk membantu orang tua, siswa, pendidik untuk menemukan konten pendidikan yang bermanfaat dan menarik, serta melanjutkan proses belajar sambil tinggal di rumah.