Nextren.com - Google merupakan perusahaan multinasional yang memiliki puluhan layanan bagi pengguna.
Gmail adalah layanan surat elektronik yang dibuat oleh perusahaan untuk bisa digunakan sebagai alternatif melakukan aktivitas kirim pesan ataupun data lainnya.
Namun, diketahui bahwa saat ini banyak tindak penipuan yang terjadi di internet.
Kasus tersebut dilakukan oleh para hacker dari berbagai negara untuk bisa melakukan kejahatan siber.
Baca Juga: Aplikasi Coronavirus Tracking Buatan Google dan Apple Bakal Hadir di Play Store
Kondisi work from home seperti sekarang memicu hacker-hacker tersebut menjadi lebih beringas untuk menjalankan aksinya.
Melansir dari Techradar, dalam seminggu terakhir, tercatat bahwa Google mengamati ada jutaan malware dan email phising terkait dengan COVID-19.
Untuk jenis pesannya sendiri, Google menilai bahwa banyak ang menggunakan ketakutan dan insentif keuangan untuk menciptkakan rasa urgensi agar pengguna bisa merespond.
Contoh kejahatan pesan yang dikirimkan oleh hacker adalah dengan cara menyamar sebagai organisasi pemerintah ataupun WHO.
Namun, pihak Google mengatakan kalau saat ini, sistem yang terdapat pada layanannya telah berevolusi untuk memahami dan menyaring ancaman phising tersebut.
Perusahaan juga mengklaim bahwa pengembangan tersebut bisa memblokir pesan spam, phising, dan malware agar tidak masuk ke dalam kotak masuk Gmail pengguna.
Google juga menambahkan pemantauan proaktif untuk malware yang berhubungan dengan coronavirus dan phising di seluruh layanannya.