Nextren.grid.id - Teknologi senantiasa selalu berkembang demi mempermudah umat manusia dalam menjalani hidupnya sehari-hari.
Termasuk teknologi untuk pemerintahan dalam melayani kebutuhan dari warganya. Teknologi yang dapat menjawab pemasalahan umum dalam kependudukan.
(BACA: Hape Andromax Feature Phone Akan Disertai Browser Opera Mini)
Pada tahun 2045, diprediksi sebanyak 82,37 persen penduduk Indonesia akan tinggal di perkotaan.
Kecenderungan ini harus bisa diantisipasi pemerintah daerah agar terhindar dari masalah perkotaan seperti kemacetan, kepadatan penduduk, dan kriminalitas.
Salah satunya adalah menjadi smart city, alias kota yang aktif memanfaatkan teknologi untuk melayani warga dan menjawab permasalahan yang ada.
Saat ini, sudah banyak kota dan kabupaten yang berinisiatif melakukan inisiatif smart city. Namun harus diakui, masih banyak kota/kabupaten yang belum melakukannya sehingga terjadi ketimpangan antar daerah.
Karena itulah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama dengan Departemen Dalam Negeri, Bappenas, Kementerian PUPR, dan Kantor Staf Kepresidenan melakukan Gerakan Menuju 100 Smart City.
Melalui gerakan ini, pemerintah pusat akan membantu pemerintah daerah dalam membuat master plan sesuai dengan kebutuhan maupun potensi tiap kota.
(BACA: REVIEW - Star Wars The Last Jedi, Pesan Disney Buat Fans Star Wars)
Gerakan Menuju 100 Smart City ini sudah dilakukan sejak tahun 2017 ini dengan melibatkan 25 kota/kabupaten. Di tahun 2018, rencananya akan ada 75 kota/kabupaten lagi yang akan dipilih untuk ikut gerakan ini.