Nextren.com - Kabar mengejutkan datang dari dua perusahaan ride-hailing yang beroperasi di Asia Tenggara. Grab dan Gojek dilaporkan tengah melakukan pembicaraan untuk melakukan penggabungna usaha alias merger.
Kabar tersebut dilaporkan oleh media The Information.
Laporan tersebut juga mengatakan bahwa kedua perusahaan telah menjalin komunikasi selama beberapa tahun terakhir, dan mulai serius membahas soal merger dalam beberapa bulan belakangan.
Baca Juga: Inilah 4 Tips Aman Saat Naik Taksi atau Ojek Online Bagi Para Wanita
Laporan lebih lanjut mengatakan bahwa Presiden Grab, Ming Maa, dan CEO Gojek, Andre Soelistyo, telah melakukan pertemuan pada awal bulan ini untuk membicarakan rencana merger tersebut.
Dari laporan The Information, pihak Gojek disebut menginginkan pembagian imbang 50:50 jika merger tersebut memang benar-benar dilakukan.
Grab pun konon telah menginformasikan permintaan ini pada investor utamanya.
Untuk memuluskan jalan merger, seorang sumber mengatakan bahwa Grab dan Gojek kemungkinan akan menghentikan perang tarif ojek dan jasa pengiriman makanan masing-masing.
Baca Juga: Hati-Hati! Warung Palsu di Jogja dan Surabaya Ini Bikin Rugi Driver Ojek Online
Bisa terganjal peraturan anti-monopoli
Kesepakatan merger kedua perusahaan tampaknya belum akan terjadi dalam waktu dekat.
Sebab, proses penggabungan dua perusahaan kemungkinan akan terganjal peraturan persaingan usaha yang melarang praktik monopoli.