Follow Us

Uniphore, Aplikasi Percakapan Otomatis Ini Targetkan Asisten Digital ke Perusahaan Telko Indonesia

Fahmi Bagas - Rabu, 19 Februari 2020 | 10:00
Logo Uniphore

Logo Uniphore

Laporan wartawan Nextren, Fahmi Bagas

Nextren.com - Uniphore adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang layanan percakapan otomatis.

Perusahaan ini didirikan pertama kali pada tahun 2008 silam dan saat ini dikatakan sudah beroperasi di beberapa negara seperti Amerika, India, Malaysia, dan Australia.

Mungkin kita sudah mengenal sebuah sistem serupa yang biasa digunakan sebagai asisten digital seperti Google Asisstant dan Siri pada perangkat Apple.

Acara media conference ini dilaksanakan hari Selasa (18/2), di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan.

Baca Juga: Lebih Fleksibel, Kini Ada GoFood Pickup, GoFood Turbo, GoFood Plus dan GoFood Google Assistant

Awalnya, Ravi Saraogi, selaku CEO & Co-Founder dari Uniphore direncanakan hadir.

Namun, terkait sedang maraknya virus corona, akhirnya acara tersebut dilaksanakan secara videocall.

Uniphore mencoba untuk memperkenalkan layanan asisten digital yang bisa menjadi alternatif untuk para pengguna smartphone yang sudah mengenal Asisstant ataupun Siri.

Ravi mengatakan, "Uniphore menyasar kaum millenial yang mengingkan kecepatan dan kemudahan", ungkapnya melalui video.

Baca Juga: Ashraf Sinclair Meninggal di Usia Muda, Tinggalkan Banyak Bisnis Startup yang Dirintisnya

Uniphore juga mencoba untuk membantu pelanggan untuk lebih mudah melakukan percakapan transaksional.

Terlebih lagi untuk transaksional yang dilakukan untuk jual-beli barang antar negara.

Sistem perangkat lunak Uniphore juga mengintegrasikan tiga layanan dalam satu platform sekaligus.

auMina

Untuk fitur tersebut, Uniphore menyediakan layanan analisis kata secara otomatis layaknya Asisstant dan Siri.

Baca Juga: Begini Cara Menghapus Respon Google Assistant yang Muncul Meski Tidak Diminta

Yang berbeda dari auMina dengan sistem analisis kata yang lain adalah Uniphore diklaim bisa menentukan reaksi pengguna saat melakukan pembicaraan.

Jadi, dengan sistemnya, Uniphore bisa memprediksi kondisi mood kamu berdasarkan intonasi dan nada pengucapan.

Ravi Saraogi selaku pembicara pada acara tersebut mengklaim bahwa saat ini sistem analisis suaranya sudah bisa beroperasi menggunakan ratusan jenis bahasa termasuk bahasa Indonesia.

Terkait Bahasa Indonesia yang beraneka ragam dialeg, dia juga menambahkan bahwa perusahaannya sudah melakukan percobaan terhadap ratusan dialeg di Indonesia.

Meskipun begitu, Uniphore tidak memastikan angka tepat untuk analisis dialeg tersebut.

Baca Juga: Cara Mengubah Tampilan Font di Google Chrome, Gampang Banget!

Akeira

Sistem kedua yang dimiliki oleh Uniphore adalah dikatakan sebagai agen digital.

Agen digital ini adalah sebuah sistem yang dioperasikan bersamaan dengan kinerja call-center (manusia).

Namun, agen digital ini akan menjadi call-center pertama yang akan menanggapi keluhan atau panggilan pertama dari pengguna.

"Akeira is like a artificial intelligent to answer the question as digital asisstant", ungkap Ravi Araogi, CEO & Co-Founders Uniphore.

Baca Juga: Aplikasi Musik Soundcloud Dapat Suntikan Dana 1 Triliun Rupiah Dari SiriusXM

Jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia, Ravi mengungkapkan bahwa sistem ini akan menjawab segala pertanyaan kamu sebagai asisten digital.

Akeira akan memberikan sejumlah solusi yang bisa kamu lakukan pertama kali, sebelum call-center manusia tersebut benar-benar melayanimu.

amVoice

Berbeda dari kedua fitur sebelumnya yang lebih mengarah kepada sistematis penggunaan.

amVoice adalah sebuah sistem yang dibuat oleh Uniphore untuk menjaga keamanan data pengguna.

Keamanan pengguna ini memang dilihat sebuah hal yang harus dijaga, sehingga Uniphore memberikan beberapa cara pengaman.

Baca Juga: Ini Penyebab Samsung Galaxy S20 Tidak Akan Selaris Galaxy S10 Menurut Perkiraan Analis

Pihak perusahaan mengatakan melalui Ravi, keamanan pengguna dilakukan sejak awal pendaftaran.

Pengguna diharapkan untuk mengontentifikasi suara saat ingin menggunakan sistem ini pertama kali.

Otentikasi yang dilakukan Uniphore ini bisa dilakukan menggunakan bahasa dan dialeg dari berbagai negara seperti yang sudah dianalisis oleh Uniphore.

Uniphore juga mengklaim sistemnya masih bisa digunakan apabila penggunanya sedang sakit yang menyebabkan perubahan pada suara.

Baca Juga: Fitur Siri di iPhone Selamatkan Nyawa Anak Ini Saat Terjebak di Es Membeku

Hal ini diklaim karena adanya 30 parameter suara yang ada pada saat otentifikasi suara di awal penggunaan.

Namun, terkait peretasan yang mungkin bisa saja dilakukan oleh orang dengan suara mirip.

Uniphore belum bisa memberikan keterangan, sebab sebuah sistem mungkin saja salah.

Tapi pihaknya juga mengklaim bahwa dengan hasil otentifikasi yang memiliki banyak parameter, hal tersebut bisa diminimalisir.

Baca Juga: Microsoft Akhirnya Gabungkan Word, Excel, PowerPoint Jadi Satu Aplikasi

Lalu siapa yang saat ini akan menjadi target Uniphore di Indonesia?

Ravi menjawab bahwa saat ini Uniphore sedang mencoba bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan seperti bank.

Kedepannya Uniphore juga memiliki kemungkinan besar untuk memberikan layanannya kepada perusahaan telko di Indonesia.

Baca Juga: Cara Mengubah Tampilan Font di Google Chrome, Gampang Banget!

Perusahaan telko dianggap penting menggunakan sistem ini untuk bisa melayani costumernya dengan efektif dan cepat.

Uniphore juga saat ini sudah digunakan oleh perusahaan telko di beberapa negara seperti Jepang dan India.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya

Latest