Hasil data dari penjelajahan tersebut kemudian digunakan untuk memberikan peringatan dan menghimbau masyarakat untuk menghindari zona berbahaya seperti Wuhan.
CEO BlueDot, Kamra Khan menyebut penyebaran informasi harus dilakukan sesegera mungkin karena pemerintah tidak mungkin menyebarkan informasi dengan cepat.
Baca Juga: Twitter Akan Ubah Hasil Pencarian Tentang Virus Corona, Untuk Cegah Penyebaran Hoax
Khan juga menyebut bahwa algoritma yang digunakan tidak menggunakan data dari media sosial karena terlalu berantakan.
Tak hanya mengumpulkan data, BuleDot mampu memprediksi penyebaran melalui data maskapai global.
Hasilnya, prediksi tersebut terbukti benar dengan Bangkok, Seoul, Taipei, dan Tokyo menjadi kota pertama yang terjangkit Virus Corona.
BlueDot berdiri karena latar belakang pengalaman Khan saat menghadapi SARS pada 2003 silam.
"Saya merasa sedikit deja vu sekarang. Di tahun 2003, saya menyaksikan virus SARS membanjiri kota Toronto dan melumpuhkan beberapa rumah sakit bahkan ada banyak kelelahan mental dan fisik pada saat itu. Lalu saya berpikir hal itu jangan sampai terulang lagi," ucapnya, seperti dikutip dari Kompas Tekno.
BlueDot diluncurkan pada 2014 dengan modal $9,4 juta dan kini telah memiliki 40 karyawan.
Virus Corona kini telah memicu lebih dari 12 ribu kasus dengan setidaknya 250 jiwa melayang.
Virus Corona memiliki kemiripan dengan flu sehingga cukup sulit dideteksi dan didiagnosa sebagai Pneumonia.
(*)