Tema AI-JAM yang seputar teknologi sperti AI, robotik, hardware, dan data mining akhirnya mendorong mereka memilih sistem pengelolaan sampah ini dalam sebuah aplikasi.
"Dari situlah, kemudian temen saya, konsultasi sama dosennya. Setelah konsultasi, dosen menyarankan jangan hanya ecobrick. Gunakan sampah-sampah yang lain juga dalam aktualisasi manajemen sampah kalian," ungkap Nur.
Baca Juga: Aplikasi Miqro Bantu Pelaku Usaha Mikro untuk Bekerja Lebih Efisien
Nur menjelaskan, aplikasi Tuker Sampah adalah penghubung antara pemilik sampah, pengelola sampah, dan pemerhati sampah.
Aplikasi ini memanfaatkan tempat-tempat pengumpulan sampah untuk menampung sampah-sampah yang dikirimkan para pengguna aplikasi.
Sampah-sampah yang dikumpulkan akan diberi nilai atau poin berdasarkan jumlahnya.
Poin itu akan masuk ke akun pengguna dan bisa ditukar menjadi jasa pelayanan kesehatan, uang tunai, donasi, atau bibit pohon.
Baca Juga: Postingan Facebook Eks Bupati Purwakarta Jadi Penyelamat TKI yang Terlantar di Dubai Ini
Untuk jenis sampahnya, saat ini aplikasi Tuker Sampah membaginya ke dalam 4 kategori, yaitu sampah plastik, kaca, besi, dan kertas.
"Kalau dari aplikasi yang kemarin, kami atur cuma 4, sampah plastik, kaca, besi, dan kertas. Tapi itu kan baru jenis sampahnya, tapi nanti akan ada pembagian khususnya lagi. Pokoknya nanti biar bisa terukur dengan jelas dengan poin yang akan didapatkan," ungkap dia.
Nur juga menyampaikan harapannya untuk mengembangkan aplikasi ini ke dalam kategori khusus, yaitu Tuker Sampah untuk sampah pegunungan.
Baca Juga: Kominfo Pastikan Jaringan Seluler Tetap Lancar Sepanjang Libur Natal dan Tahun Baru